Kinerja Ekspor-Impor Industri Pengolahan Non-Migas Semester Pertama Stabil Meski Penuh Tantangan

Pelabuhan Eksport Import (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Industri pengolahan non-migas di Indonesia terus menjadi salah satu motor penggerak utama ekonomi nasional. Pada semester pertama tahun 2024, sektor ini menunjukkan kinerja yang stabil, meskipun berada dalam tekanan akibat dinamika ekonomi global yang penuh tantangan. Menurut data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, nilai ekspor sektor pengolahan non-migas mencapai US$ 91,65 miliar dari Januari hingga Juni 2024, mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.

Rahasia Sukses Industri Modern: Inovasi Drone yang Optimalkan Pertanian, Konstruksi, dan Logistik

Peningkatan ini menunjukkan ketahanan sektor pengolahan non-migas Indonesia di tengah ketidakpastian global. Meskipun hanya tumbuh tipis, pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat tekanan dari berbagai faktor eksternal seperti perang dagang, fluktuasi harga komoditas, dan volatilitas nilai tukar yang dapat memengaruhi daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Sementara itu, impor sektor pengolahan non-migas pada periode yang sama mengalami penurunan sebesar 1,20%, dengan total nilai mencapai US$ 82,17 miliar. Penurunan ini mengindikasikan adanya upaya dari pelaku industri untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor, yang dapat membantu meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Sebagai hasilnya, sektor ini berhasil mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 9,48 miliar, yang merupakan sinyal positif bagi perekonomian nasional.

Sektor Manufaktur Indonesia Terpukul, PMI Juli 2024 Kembali Kontraksi

Pada bulan Juni 2024, ekspor industri pengolahan non-migas tercatat sebesar US$ 16,06 miliar, mengalami sedikit penurunan sebesar 1,44% dibandingkan bulan Mei 2024 yang mencapai US$ 16,29 miliar. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan permintaan dari pasar ekspor utama dan adanya kendala logistik yang menghambat pengiriman barang. Namun, jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/y-on-y), kinerja ekspor justru mengalami peningkatan sebesar 5,50%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, sektor pengolahan non-migas masih mampu menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Di sisi impor, nilai impor industri pengolahan non-migas pada bulan Juni 2024 juga mengalami penurunan signifikan sebesar 8,68% dibandingkan bulan Mei 2024, dari US$ 14,96 miliar menjadi US$ 13,66 miliar. Penurunan ini mencerminkan upaya industri untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar, baik dari sisi permintaan domestik maupun global. Jika dilihat dari perbandingan year-on-year, nilai impor bulan Juni 2024 justru mengalami peningkatan sebesar 0,86% dibandingkan Juni 2023, yang menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di bulan tertentu, secara tahunan masih terdapat peningkatan kebutuhan impor.

IKI Agustus 2024 Stabil, Namun Pelemahan Produksi Ancam Pertumbuhan Industri

Dari sisi volume, ekspor industri pengolahan non-migas pada bulan Juni 2024 tercatat sebesar 11,62 juta ton, meningkat sebesar 11,13% dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 10,46 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini mengindikasikan bahwa meskipun nilai ekspor turun, jumlah barang yang dikirim ke luar negeri justru bertambah. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan harga produk di pasar internasional atau adanya peningkatan efisiensi produksi di dalam negeri.

Sementara itu, volume impor tercatat mengalami penurunan signifikan sebesar 15,20% dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,71 juta ton menjadi 7,38 juta ton pada Juni 2024. Penurunan ini mencerminkan penyesuaian yang dilakukan oleh industri dalam merespons perubahan kondisi pasar, baik di tingkat domestik maupun internasional.

Halaman Selanjutnya
img_title