Socrates: Kehidupan Sosial, Pemikiran, dan Hubungan dengan Masyarakat Athena
- Handoko/Istimewa
Socrates percaya bahwa kebajikan adalah pengetahuan, dan bahwa hanya melalui pengetahuan seseorang dapat mencapai kehidupan yang baik. Pemikiran ini menyebabkan banyak perdebatan di kalangan masyarakat, karena menantang pandangan tradisional tentang moralitas dan etika yang dipegang teguh oleh masyarakat Athena. Lebih dari itu, Socrates sering kali dianggap merusak tatanan sosial dengan menggugah pemuda-pemuda Athena untuk mempertanyakan otoritas dan tradisi yang ada.
Hubungan Socrates dengan Masyarakat Athena
Hubungan Socrates dengan masyarakat Athena bisa dibilang paradoksal. Di satu sisi, ia dihormati oleh para muridnya dan orang-orang yang mengagumi kebijaksanaannya. Para pemuda Athena sering mengikutinya ke mana pun dia pergi, mendengarkan ajarannya dan terlibat dalam dialog filosofis dengannya. Murid-muridnya, termasuk Plato, Antisthenes, dan Aristippos, kemudian menjadi filsuf yang juga berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat.
Namun, di sisi lain, Socrates tidak selalu diterima dengan baik oleh masyarakat secara umum, terutama oleh mereka yang merasa terancam oleh cara berpikirnya yang radikal. Para politisi dan tokoh agama Athena melihat Socrates sebagai ancaman terhadap stabilitas sosial dan politik. Ia sering kali dianggap sebagai orang yang “mengacaukan” pikiran pemuda-pemuda Athena dengan mengajarkan mereka untuk mempertanyakan tradisi dan nilai-nilai yang selama ini dianggap sebagai kebenaran mutlak.
Konflik ini mencapai puncaknya pada tahun 399 SM ketika Socrates diadili atas tuduhan merusak pikiran pemuda dan tidak menghormati dewa-dewa Athena. Meskipun ada banyak faktor politik yang mempengaruhi proses pengadilan ini, keyakinan Socrates pada prinsip-prinsip filosofisnya membuatnya menolak untuk meminta maaf atau mengubah pandangannya. Pada akhirnya, ia dijatuhi hukuman mati dengan cara meminum racun hemlock.
Pengaruh Socrates Setelah Kematiannya
Meskipun Socrates dieksekusi oleh masyarakat Athena, pengaruhnya tidak hilang begitu saja. Sebaliknya, kematiannya justru memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah filsafat. Melalui murid-muridnya, terutama Plato, pemikiran dan ajaran Socrates terus berkembang dan menjadi dasar dari banyak aliran filsafat yang ada hingga saat ini.