Memahami Prinsip Dasar Stoicisme: Jalan Menuju Hidup yang Tenang dan Bermakna

Tokoh-tokoh Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Salah satu konsep terpenting dalam Stoicisme adalah dikotomi kendali. Prinsip ini menegaskan bahwa ada dua kategori dalam hidup: hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Yang berada dalam kendali kita adalah pikiran, tindakan, dan reaksi kita terhadap situasi. Sementara hal-hal seperti cuaca, opini orang lain, dan kejadian di luar diri kita tidak bisa kita kendalikan.

Pierre Hadot: Filsafat Itu Panduan Hidup, Bukan Sekadar Wacana!

Dengan menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengendalikan semua hal dalam hidup, kita bisa melepaskan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak perlu. Fokuskan energi dan perhatian pada apa yang bisa kita kendalikan, seperti tindakan dan sikap kita. Ini adalah kunci untuk mencapai ketenangan batin dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian.

2. Kebajikan adalah Satu-Satunya Kebaikan

Rahasia Hidup Lebih Tangguh: Perpaduan Stoikisme dan Psikologi Kognitif ala Donald Robertson

Para Stoik percaya bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar baik dalam hidup. Bagi mereka, kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai melalui kehidupan yang bermoral dan penuh kebijaksanaan. Kebajikan dalam Stoicisme mencakup kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri.

Kebahagiaan yang berasal dari hal-hal eksternal seperti uang atau ketenaran sifatnya sementara dan tidak stabil. Namun, kebahagiaan yang berasal dari kebajikan adalah sesuatu yang tetap dan abadi. Dengan menjalani hidup berdasarkan kebajikan, seseorang bisa mencapai kebahagiaan yang lebih mendalam dan bermakna.

Donald Robertson: Rahasia Hidup Tenang dengan Stoikisme di Era Modern

3. Amor Fati (Cintailah Takdirmu)

Prinsip Stoik lainnya yang sangat penting adalah Amor Fati, yang berarti mencintai takdir. Ini mengajarkan kita untuk menerima setiap peristiwa dalam hidup, baik yang baik maupun buruk, sebagai bagian dari rencana yang lebih besar. Dengan mencintai takdir kita, kita belajar menerima kehidupan sebagaimana adanya, tanpa keluhan atau penolakan.

Halaman Selanjutnya
img_title