Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Transformasi Sektor Industri Pengolahan

Yan Sibarang Tandiele Direktur IPAM Kementerian Perindustrian
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, pemerintah Indonesia semakin mengintensifkan transformasi sektor industri sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi. Yan Sibarang Tandiele, Direktur Industri Mesin dan Alat Pertanian di Kementerian Perindustrian, menekankan pentingnya peran sektor industri pengolahan dalam memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Pengembangan Ekosistem Mesin Cerdas dan Robotik untuk Mempercepat Revolusi Industri 4.0, yang diadakan di Jakarta.

Ancaman Pelemahan Daya Beli Bayangi Pertumbuhan Industri Pengolahan di Indonesia

Menurut Yan, sektor industri pengolahan, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, mencatat distribusi sebesar 18,52% terhadap PDB pada triwulan 2-2024. "Sektor ini harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan ekonomi nasional karena memiliki potensi besar untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Yan. Ia menambahkan bahwa beberapa subsektor dalam industri pengolahan, seperti industri makanan dan minuman serta industri logam dasar, telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan.

Industri makanan dan minuman, misalnya, tumbuh sebesar 5,53% pada periode yang sama, didorong oleh peningkatan permintaan domestik yang kuat selama momen Idulfitri dan Iduladha, serta perayaan lainnya. "Pertumbuhan ini mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh industri makanan dan minuman dalam menopang perekonomian nasional," jelas Yan. Selain itu, sektor industri logam dasar juga menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan pertumbuhan sebesar 18,07%, terutama berkat peningkatan permintaan luar negeri untuk produk besi dan baja.

Revolusi AI: Mendorong Batas Teknologi di Indonesia Technology and Innovation INTI 2024

Namun, Yan menegaskan bahwa transformasi sektor industri tidak hanya terbatas pada peningkatan output, tetapi juga harus mencakup aspek-aspek lain seperti investasi, produktivitas, dan penguasaan teknologi. "Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kita harus fokus pada tiga aspek utama: peningkatan investasi di industri prioritas yang memiliki potensi pertumbuhan besar, peningkatan produktivitas di seluruh sektor industri, serta penguasaan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul," tambahnya.

Dalam konteks ini, pameran Inti Root di Indonesia Technology and Innovation (INTI 2024) memainkan peran strategis sebagai platform untuk mempertemukan pelaku industri dengan penyedia solusi teknologi. Sebagai pameran B2B terbesar di Indonesia, INTI 2024 menampilkan lebih dari 700 eksibitor dan diproyeksikan menarik lebih dari 25.000 pengunjung dari berbagai sektor industri. "INTI 2024 bukan sekadar pameran teknologi, tetapi juga forum untuk membangun kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi, guna mendorong adopsi teknologi Industri 4.0 di Indonesia," ujar Yan.

Pola Impor Indonesia: Dominasi Produk Non-Migas dari Tiongkok dan Perkembangan Positif Negara Lain

Kerjasama antara Kementerian Perindustrian dengan Asosiasi Robot Industri Indonesia (ASRII) dalam pelaksanaan INTI 2024 juga menunjukkan komitmen kuat untuk mempercepat pengembangan ekosistem robotik di Indonesia. ASRII, yang merupakan salah satu organisasi terkemuka di sektor industri robotik, memainkan peran kunci dalam memajukan teknologi robotika dan otomatisasi di Indonesia. "Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi produsen dan inovator dalam bidang robotik," kata Yan.

Melalui transformasi sektor industri yang berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat memperkuat daya saingnya di kancah global dan mencapai visi Indonesia Emas 2045. "Kita harus terus mendorong investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, dan memastikan penguasaan teknologi oleh SDM kita. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa sektor industri pengolahan tidak hanya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB, tetapi juga menjadi motor penggerak utama ekonomi Indonesia di masa depan," pungkas Yan.