Mengenal Tari Tradisional “Salai Jin” di Peringatan Hari Nusantara di Kawasan Wisata Tugulufa-Tidore

Tari Salai Jin
Sumber :
  • IG/rsumardiwaluyo

WISATA – Peringatan Hari Nusantara yang diadakan akhir tahun lalu dipusatkan di kawasan wisata Pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Malut). Pulau itu terletak disebelah barat Pulau Halmahera yang letak pulaunya sangat dekat dengan Ternate.

MARSELINO FERDINAN: Masih Berusia 19 Tahun, Bakal Dipanggil Indra Sjafri untuk Timnas U-19?

Masyarakat Tidore masih memegang teguh adat dan budaya. Salah satunya adalah tari Salai Jin yang sangat popular di Ternate dan Tidore, Maluku Utara. Tarian itu adalah salah satu ritual adat yang memiliki nilai tradisi dan filosofi yang tinggi di masyarakat adat Ternate. Tari Salai Jin dianggap memiliki nilai magis dan digunakan untuk berkomunikasi dengan bangsa jin. Nama 'Salai Jin' berasal dari kata 'Salai' yang berarti menari dan 'Jin' yang berarti makhluk halus. Jadi, Tari Salai Jin berarti sebuah tarian yang sangat erat hubungannya dengan makhluk halus dan dunia gaib.

Tarian Salai Jin ini menggambarkan makna tentang pengobatan secara tradisional, di mana dengan menggunakan cara memanggil roh-roh halus untuk menyembuhkan orang sakit. Selain itu, tarian ini juga menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Kota Tidore Kepulauan, utamanya kaum perempuan yang melaksanakan berbagai kegiatan selalu bersama-sama dan bergotong royong.

ELKAN BAGGGOTT: Ikut Latihan Klub Ipswich Town Jelang Bergulirnya Liga Inggris, Akan Bertahan?

Salai Jin

Photo :
  • IG/folakatu_art_tidore

Tari Salai Jin

Photo :
  • IG/ternatemaluku
PRATAMA ARHAN: Akhirnya, Masuk dalam Daftar Susunan Pemain Klub Suwon FC

Pada awalnya, tarian ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu seperti dukun atau orang pintar. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini mengalami modifikasi sehingga menjadi atraksi pariwisata unggulan di Tidore dan Ternate.

Tari Salai Jin dimulai dengan penari pria yang memasuki arena tari terlebih dahulu. Mereka membawa wadah yang berisi kemenyan yang sudah dibakar dan masuk dengan gerakan yang tertata dan begitu perlahan sehingga membuat gerakan-gerakan tampak lebih menonjolkan kesan mistis. Setelah itu, penari perempuan ikut turun ke dalam arena tari. Langkah mereka perlahan seolah terikat pada bumi. Seikat daun palem (woka) kering tergenggam erat di tangan penari seperti tameng pelindung. Puncak dari tarian ini adalah ketika penari perempuan sudah tidak dapat mengendalikan dirinya lagi karena pengaruh roh halus dan menggerakkan badannya mengikuti irama musik tari.

Seperti umumnya tari tradisional di berbagai daerah di Indonesia, tari Salai Jin itu telah diturunkan dari nenek moyang orang Ternate