SRAGEN: Bersuci Dulu, Sebelum Berziarah di Sendang Ontrowulan

Sendang Ontrowulan
Sumber :
  • sragenkab.go.id

Sragen, WISATA Sendang Ontrowulan merupakan mata air yang terletak di bawah Makam Pangeran Samudera, Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Pardi, Juru Kunci Sendang Ontrowulan menjelaskan makna dari nama sendang ini, yaitu “Ontro” yang berarti ramai dan “Wulan” yang berarti bulan.

Pardi menambahkan, makna dari nama Sendang Ontrowulan adalah keramaian Gunung Kemukus setiap sebulan sekali di malam Jumat Pon, yang bertepatan dengan hari wafatnya Pangeran Samudera, atau malam Jumat Kliwon yang bertepatan dengan 7 hari setelah meninggalnya Pangeran Samudera.

Nama Sendang Ontrowulan juga diambil dari nama salah satu selir Prabu Brawijaya V yaitu R. Ay. Ontrowulan yang menyertai perjalanan Pangeran Samudera untuk berguru di Kesultanan Demak Bintoro.

Diceritakan, ketika Pangeran Samudera jatuh sakit di Desa Bogorame, ia memerintahkan salah satu abdi dalem untuk melanjutkan perjalanan ke Demak Bintoro dan melaporkan kondisinya kepada Sultan serta kerabatnya yang ada di sana.

Mendengar kabar tersebut, R. Ay. Ontrowulan segera bergegas mendatangi Pangeran Samudera.

Namun setibanya di Sragen, Pangeran Samudera telah wafat.

Dalam keadaan bersedih, R. Ay Ontrowulan memeluk Pangeran Samudera beberapa waktu lamanya.

Ia mendapatkan petunjuk untuk sesuci di sebelah Timur makam Pangeran Samudera, dan tempat itulah, yang kini dikenal dengan nama Sendang Ontrowulan.

Pardi menyinggung image negatif dari Gunung Kemukus yang berasal dari pro dan kontra di zaman dahulu, ketika Pangeran Samudera menjalankan tugas dari Raden Fatah untuk mempersatukan elit politik di wilayah Sragen dan sekitarnya.

Isu mengenai hubungan gelap antara Pangeran Samudera dengan salah ibu tirinya tersebut, dihembuskan oleh pihak ketiga, dengan niat untuk menjatuhkan Pangeran Samudera kala itu.

Isu tersebut didukung dengan adanya kontroversi, terkait keberadaan R. Ay. Ontrowulan sepeninggal Pangeran Samudera.

Versi pertama, R. Ay. Ontrowulan meninggal seketika dalam keadaan berduka sehingga ia dan Pangeran Samudera dimakamkan di satu liang lahat, namun berbeda sekat.

Hal tersebut sejatinya tidak menyalahi aturan agama, namun oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dijadikan rumor untuk memperburuk citra Pangeran Samudera.

Versi lainnya mengatakan, bahwa setelah bersuci di sendang, R. Ay. Ontrowulan mencapai moksa atau mencapai kesempurnaan sejati.

(Sumber: sragenkab.go.id)

Kuda Troya: Strategi Jenius atau Simbol Pengkhianatan Terbesar dalam Sejarah?