Inilah Beberapa Gereja di Indonesia yang Menjadi Cagar Budaya dan Masih Dipakai untuk Ibadah

Gereja Kathedral Jakarta
Sumber :
  • IG/now_jakarta

Wisata – Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman budaya dan agama yang luar biasa. Salah satu bukti dari keragaman tersebut adalah keberadaan gereja-gereja yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa gereja di Indonesia memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, sehingga menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan. Berikut adalah beberapa contoh gereja di Indonesia yang berusia lebih dari 50 tahun dan masih dipakai untuk beribadah,

WAISAK: Puncak Perayaan Waisak 2568 BE, Pemasangan Chattra Borobudur Simbol Keluhuran Budha

Gereja Sion, Jakarta: Gereja ini merupakan gereja tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1695. Gereja ini dibangun oleh anak Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Van Hoorn, untuk para tawanan Portugis yang beragama Katolik. Gereja ini memiliki gaya arsitektur Eropa dengan bentuk persegi panjang dan atap limas. Di dalam gereja ini terdapat altar, mimbar, organ, dan kursi-kursi kayu yang berusia ratusan tahun. Gereja ini masih aktif digunakan untuk ibadah oleh jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).

Gereja Sion Jakarta

Photo :
  • IG/komunitasjelajahbudaya
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Tingkatkan Cinta Tanah Air dan Semangat Nasionalisme

Gereja Kathedral, Jakarta: Gereja ini merupakan gereja Katolik pertama di Jakarta yang berdiri sejak tahun 1901. Gereja ini dibangun dengan gaya arsitektur neo-gotik dengan menara kembar yang menjulang tinggi. Di dalam gereja ini terdapat lukisan-lukisan kaca patri yang menggambarkan kisah Yesus dan Maria. Gereja ini juga memiliki museum yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah, seperti pakaian liturgi, patung, dan salib. Gereja ini masih aktif digunakan untuk ibadah oleh jemaat Gereja Katolik Roma.

Gereja Blenduk, Semarang: Gereja ini merupakan gereja tertua di Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1753. Gereja ini dibangun oleh komunitas Belanda yang tinggal di kota lama Semarang. Gereja ini memiliki gaya arsitektur klasik Eropa dengan kubah besar yang berwarna tembaga. Di dalam gereja ini terdapat mimbar, organ, dan kursi-kursi kayu yang berukir indah. Gereja ini masih aktif digunakan untuk ibadah oleh jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ).

Sejarah Terbentuknya Aliran Filsafat Empirisme

Gereja Blenduk Semarang

Photo :
  • IG/vand_darmawan

Gereja Ganjuran, Bantul: Gereja ini merupakan gereja Katolik yang unik di Yogyakarta yang berdiri sejak tahun 1924. Gereja ini dibangun oleh keluarga Hartono yang merupakan pengusaha gula. Gereja ini memiliki gaya arsitektur Jawa dengan bentuk joglo dan ukiran-ukiran kayu. Di dalam gereja ini terdapat patung-patung yang menggambarkan Yesus dan para rasul dengan pakaian dan wajah Jawa. Gereja ini juga memiliki kompleks Via Dolorosa yang menampilkan jalan salib Yesus dengan latar belakang sawah dan gunung. Gereja ini masih aktif digunakan untuk ibadah oleh jemaat Gereja Katolik Roma.

Gereja Ganjuran Bantul

Photo :
  • IG/gerejaganjuran

Gereja Kayutangan, Malang: Gereja ini merupakan gereja Katolik yang berdiri sejak tahun 1925. Gereja ini memiliki gaya arsitektur neo-gotik dengan menara setinggi 40 meter. Di dalam gereja ini terdapat lukisan-lukisan kaca patri yang menggambarkan kisah Yesus dan Maria. Gereja ini juga memiliki museum yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah, seperti patung, salib, dan pakaian liturgi.

Interior gereja Kayutangan Malang

Photo :
  • IG/asia_chatolicphotography

Gereja-gereja ini  adalah saksi bisu dari sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia. Gereja-gereja ini juga menunjukkan toleransi dan harmoni antara umat beragama yang hidup di Indonesia