Manusia Kian Cerdas atau Kian Malas? Ketika Otak Kita ‘Digantikan’ oleh ChatGPT dan Kawan-Kawan!
- Pixabay
Jakarta, WISATA – Di era di mana chatbot seperti ChatGPT bisa menjawab soal matematika, menulis esai kuliah, bahkan merancang surat lamaran kerja dalam hitungan detik, banyak orang bertanya-tanya: apakah kita sedang menjadi lebih pintar... atau justru sebaliknya?
Pertanyaan itu kini ramai dibahas para akademisi, guru, psikolog, hingga pengguna internet. Fenomenanya sederhana: AI semakin pintar, tapi apakah otak manusia ikut berkembang atau justru pelan-pelan melemah?
Saat Otak Tak Lagi Diajak Berpikir
Andi (27), seorang karyawan startup di Jakarta, mengaku sejak mengenal AI ia jarang berpikir panjang untuk menyusun argumen.
“Tinggal ketik, langsung dapat jawaban lengkap. Kadang lebih bagus dari yang saya buat sendiri,” ujarnya.
Namun di balik kepraktisan itu, para ilmuwan memberi sinyal bahaya.
Menurut laporan dari University of Waterloo yang dimuat dalam Computers in Human Behavior, penggunaan mesin pencari dan AI secara terus-menerus dapat melemahkan proses mental mendalam. Otak manusia, alih-alih berlatih mengingat dan berpikir, kini lebih sering “memesan jawaban jadi”.