Tantangan Besar Pariwisata Indonesia: Bisa Gak Sih Semua Daerah Kebagian Rejeki?
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Pariwisata Indonesia terus menunjukkan geliat positif pascapandemi, dengan lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang menggembirakan. Namun, di balik angka-angka gemilang tersebut, muncul tantangan besar yang harus dijawab: apakah semua daerah di Indonesia bisa kebagian rejeki dari pariwisata? Atau justru manfaatnya masih terkonsentrasi di beberapa wilayah saja?
Kesenjangan Pariwisata Antar Daerah Masih Jadi Masalah
Data terbaru menunjukkan bahwa Bali, Jakarta, dan Yogyakarta menyumbang sekitar 75% kunjungan wisatawan internasional ke Indonesia. Sementara itu, wilayah lain, terutama di luar Jawa dan Bali, masih tertinggal dalam hal kunjungan dan pengembangan infrastruktur pariwisata. Kesenjangan ini menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi agar manfaat ekonomi pariwisata dapat dirasakan secara merata.
Wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Papua, dan Maluku masih menghadapi kendala akses transportasi yang memadai. Hanya sekitar 35% wilayah pariwisata prioritas yang memiliki akses transportasi yang baik. Hal ini tentu membatasi potensi pengembangan destinasi baru dan menghambat distribusi manfaat ekonomi ke daerah-daerah tersebut.
Infrastruktur dan Aksesibilitas: Kunci Pemerataan
Salah satu faktor utama kesenjangan adalah kurangnya infrastruktur yang memadai di daerah-daerah terpencil. Jalan, bandara, pelabuhan, dan fasilitas pendukung wisata lainnya masih belum merata. Pemerintah telah berupaya membangun dan memperbaiki infrastruktur, namun prosesnya memerlukan waktu dan investasi besar.
Selain itu, regulasi dan birokrasi yang rumit juga menjadi hambatan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Penyederhanaan perizinan dan dukungan bagi pelaku usaha lokal sangat dibutuhkan agar mereka dapat berkontribusi lebih maksimal dalam pengembangan pariwisata].