Belengong: Unggas Persilangan Bebek dan Mentoq yang Dagingnya Jadi Sate Favorit di Brebes
- Ksmtour
Sate belengong memiliki cita rasa yang unik. Tidak seperti sate ayam yang cenderung lembut atau sate kambing yang padat dan berlemak, sate belengong berada di tengah-tengah. Tekstur dagingnya kenyal namun empuk, dengan rasa gurih yang meresap hingga ke serat daging. Inilah yang membuat sate belengong begitu digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat lokal hingga para pelancong kuliner.
"Sate belengong itu favorit saya kalau mudik ke Brebes. Rasanya beda, lebih gurih dan bumbunya nendang," kata Lina, warga Jakarta yang rutin pulang kampung ke Brebes setiap Lebaran.
Biasanya, sate belengong disajikan dengan lontong atau nasi putih, lengkap dengan sambal kacang, kecap, dan irisan bawang merah mentah. Beberapa warung bahkan menambahkan serundeng atau taburan kelapa parut yang disangrai, untuk menambah rasa gurih alami.
Bumbu yang digunakan pun khas. Proses marinasi daging dilakukan semalaman dengan rempah-rempah seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, dan kunyit. Saat dibakar, aroma harumnya langsung menggoda, menandakan kelezatan yang tak bisa ditolak.
Sentra Produksi di Brebes: Dari Peternakan ke Warung Sate
Salah satu sentra peternakan belengong di Brebes berada di Desa Pesantunan dan Kaligangsa. Di daerah ini, peternakan belengong tumbuh subur dan menjadi mata pencaharian utama bagi banyak keluarga. Para peternak menjual belengong hidup ke pasar atau langsung ke pedagang sate yang menjadi pelanggan tetap.
Di sisi lain, warung-warung sate belengong tersebar di sepanjang jalan utama Brebes—mulai dari kawasan Pasar Batang hingga Jalan Ahmad Yani. Salah satu warung sate belengong paling legendaris adalah milik Bu Tatik, yang sudah berjualan sejak tahun 1990-an. Warungnya selalu ramai, terutama di akhir pekan atau musim liburan.