Sleep Tourism, Kok Bisa, Memang Ada? Bagaimana Caranya?

Seseorang Menikmati JOMO, Retret Meditasi di Ubud Bali
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA — Pernah dengar istilah sleep tourism? Kedengarannya agak aneh, ya. Masa liburan cuma buat tidur? Tapi tenang dulu, ternyata tren ini sedang naik daun di kalangan wisatawan global, termasuk Indonesia. Bukan cuma soal tidur biasa, tapi tidur yang berkualitas, nyenyak, dan bisa menyembuhkan kelelahan fisik maupun mental.

Jules Evans: “Dalam Dunia yang Penuh Kegaduhan, Keheningan Batin adalah Kekuatan Super”

Jadi sebenarnya, sleep tourism itu apa sih? Secara sederhana, ini adalah jenis wisata yang fokus utamanya adalah kualitas tidur. Bukan lagi sekadar wisata kuliner, alam, atau budaya, sekarang orang-orang juga mencari tempat yang bisa membantu mereka benar-benar istirahat dan recharge. Cocok banget buat kamu yang capek kerja, stres karena rutinitas, atau bahkan susah tidur di rumah.

Kok Bisa Ada Wisata Tidur?

10 Tips Pengembangan Kontrol Diri untuk Hidup Lebih Produktif

Fenomena ini muncul karena makin banyak orang mengalami masalah tidur. Berdasarkan data dari WHO, sekitar 62% orang dewasa di dunia mengalami gangguan tidur. Nah, melihat masalah ini, industri pariwisata pun melihat peluang. Hotel dan resort mulai menawarkan pengalaman tidur yang lebih dari sekadar tempat rebahan.

Di sinilah sleep tourism hadir. Hotel-hotel tertentu bahkan menyediakan layanan khusus seperti tempat tidur dengan teknologi canggih, pencahayaan yang disesuaikan untuk siklus tidur alami (circadian rhythm), musik relaksasi, aromaterapi, hingga layanan konsultasi dengan ahli tidur.

7 Kebiasaan Stoik Ryan Holiday yang Diam-Diam Ditiru Miliarder

Gimana Caranya Wisata Tidur?

Kalau kamu tertarik mencoba, caranya gampang. Banyak hotel di luar negeri dan kini juga di Indonesia yang mulai menawarkan paket sleep tourism. Berikut beberapa hal yang biasanya ada dalam paket ini:

Halaman Selanjutnya
img_title