Wisata JOMO dan Gaya Hidup Stoik: Ketika Kesederhanaan Menjadi Kemewahan Baru

Wisata Jomo di Desa Sade Lombok
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam era digital yang serba cepat dan penuh dengan distraksi, banyak orang mulai mencari cara untuk melambat dan menikmati hidup dengan lebih sederhana. Salah satu konsep yang semakin populer adalah JOMO (Joy of Missing Out), yaitu kebahagiaan dalam melewatkan sesuatu yang tidak perlu dan menikmati momen yang sedang dijalani. Ketika dikombinasikan dengan filosofi stoik, wisata JOMO menjadi cara yang sempurna untuk menemukan ketenangan dan keseimbangan dalam hidup.

Socrates: Hidup Bukan Sekadar Bertahan, Tapi Hidup dengan Baik dan Berdasarkan Prinsip

Memahami Konsep JOMO dalam Pariwisata

JOMO merupakan kebalikan dari FOMO (Fear of Missing Out), di mana seseorang tidak lagi merasa cemas karena ketinggalan tren atau peristiwa tertentu. Dalam dunia pariwisata, JOMO berarti menikmati perjalanan dengan cara yang lebih santai, tanpa tekanan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang sedang viral atau membagikan setiap momen di media sosial.

Mengapa Filsafat Stoik Relevan di Era Digital? Ini Kata Massimo Pigliucci

Banyak wisatawan kini mulai mencari pengalaman yang lebih bermakna, jauh dari hiruk-pikuk destinasi wisata yang penuh sesak. Mereka memilih tempat yang tenang, alami, dan jauh dari gangguan teknologi untuk menikmati momen dengan penuh kesadaran. Tren ini berkaitan erat dengan filosofi stoik yang menekankan pentingnya hidup sederhana, mengendalikan emosi, dan fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan.

Filosofi Stoik dan Wisata JOMO

7 Pelajaran Penting dari Buku How to Be a Stoic Karya Massimo Pigliucci

Stoikisme adalah filosofi kuno yang berasal dari Yunani dan Romawi, yang mengajarkan bagaimana seseorang dapat mencapai kebahagiaan dengan menerima keadaan hidup apa adanya, mengendalikan emosi, dan menjalani hidup dengan kebijaksanaan serta kebajikan. Dalam konteks wisata, konsep ini mengajarkan bahwa perjalanan tidak harus selalu mewah atau penuh dengan aktivitas yang melelahkan.

Dengan pendekatan stoik, wisata JOMO membantu seseorang lebih menikmati perjalanan dengan kesadaran penuh, tanpa harus tergesa-gesa atau merasa perlu mengikuti ekspektasi sosial. Alih-alih mengejar pengalaman yang serba cepat, wisatawan dapat menikmati keindahan alam, ketenangan, serta momen-momen reflektif yang memperkaya jiwa.

Halaman Selanjutnya
img_title