JOMO, Forest Healing, dan Stoicisme: Rahasia Modern untuk Menemukan Kedamaian di Tengah Kekacauan
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, banyak orang mencari cara untuk melarikan diri dari kebisingan dunia modern. Fenomena ini memunculkan konsep baru yang kini semakin populer di kalangan masyarakat urban: JOMO (Joy of Missing Out), Forest Healing, dan Stoicisme. Meskipun berbeda-beda, ketiga konsep ini memiliki kesamaan yang mendalam, yaitu membantu individu menemukan kedamaian batin dan ketenangan di tengah kesibukan sehari-hari.
Apa itu JOMO?
JOMO adalah sebuah konsep yang berlawanan dengan FOMO (Fear of Missing Out), yang menekankan pada kebahagiaan dalam menikmati kesendirian dan memilih untuk tidak terjebak dalam tekanan sosial atau kegiatan yang membuat stres. JOMO mengajak orang untuk menikmati momen-momen sederhana dalam hidup tanpa merasa terburu-buru atau tertekan oleh tuntutan sosial.
Fenomena JOMO semakin dikenal seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Di tengah hiruk-pikuk sosial media dan gaya hidup digital yang serba cepat, banyak orang merasa terbebani dengan ekspektasi tinggi dan kebutuhan untuk selalu terhubung. JOMO menjadi semacam pelarian yang menekankan pada kebahagiaan yang datang dari ketenangan batin dan memperlambat laju hidup.
Forest Healing: Menyatu dengan Alam
Konsep Forest Healing atau penyembuhan melalui alam, khususnya di hutan, semakin menarik perhatian sebagai salah satu cara untuk menenangkan pikiran dan meredakan stres. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berinteraksi dengan alam dapat menurunkan tingkat kecemasan dan tekanan darah, serta meningkatkan kesejahteraan emosional. Di Jepang, fenomena ini dikenal dengan istilah Shinrin-yoku atau “mandi hutan”. Berdasarkan sebuah studi oleh National Institutes of Health, menghabiskan waktu di hutan atau dekat alam terbuka dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara signifikan.
Di Indonesia, destinasi wisata yang menawarkan pengalaman Forest Healing semakin banyak ditemukan, terutama di kawasan yang masih asri seperti hutan tropis di Bali, Jawa, atau Kalimantan. Dengan berjalan-jalan di hutan, mendengarkan suara alam, dan meresapi kedamaian lingkungan sekitar, banyak orang merasa lebih tenang dan terhubung dengan diri mereka sendiri.