TEMANGGUNG: Kemeriahan Warnai Kirab 1.000 Tumpeng di Grebeg Desa Kaloran

Warga Antusias Ikuti Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng
Sumber :
  • jatengprov.go.id

Temanggung, WISATA – Ada yang berbeda di hari itu, di hari Kamis (26/9/2024).

Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung menggelar Grebeg Maulid Masjid Gedhe Kaloran.

Menatap Seri Jerez: Mampukah Marc Marquez Pertahankan Dominasi di Kampung Halaman?

Keseruan dalam Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng

Photo :
  • jatengprov.go.id
Kali ini, Grebeg Maulid diwarnai dengan kirab 1.000 tumpeng, dengan jargon “Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santoso”, diikuti oleh 53 Rukun Tetangga (RT), 19 Rukun Warga (RW), serta perwakilan dari desa se-Kecamatan Kaloran.

Semua Gembira Ikuti Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng

Photo :
  • jatengprov.go.id
Ketua panitia yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Kaloran, Walyoto menyatakan, grebeg ini merupakan agenda tahunan, dimana masyarakat desa se-Kecamatan Kaloran ikut memeriahkan grebeg ini.
Marc Marquez Menggebrak Qatar: Dominasi Sempurna Bersama Ducati Lenovo di MotoGP 2025

Warga Meriahkan Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng

Photo :
  • jatengprov.go.id
“Grebeg Maulid ini kita lakukan sebagai salah satu bentuk kerukunan umat beragama, karena di wilayah Kaloran ini, ada pemeluk agama lain. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat guyub, datang, dan ikut melaksanakan Grebeg Maulid ini tanpa memandang apa agamanya,” katanya di sela-sela pelaksanaan Grebeg Maulid.

Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng

Photo :
  • jatengprov.go.id
Walyoto menambahkan, Grebeg Maulid dilaksakanan untuk memperingati kelahiran dan bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Megawati Hangestri: Sang Megatron yang Masih Disanjung Korea Meski Sudah Pulang ke Indonesia

Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng

Photo :
  • jatengprov.go.id
Ia berharap, semoga generasi yang akan datang terus melestarikan, supaya tidak hilang begitu saja.

Ketua Panitia Grebeg Maulid Kirab 1.000 Tumpeng, Walyoto

Photo :
  • jatengprov.go.id
“Ini juga merupakan bentuk silaturahmi antarwarga. Kalau tidak ada acara seperti ini, jarang warga antardesa berkumpul. Maka dari itu, Desa Kaloran sebagai pionir yang masyarakatnya dengan latar belakang agama yang berbeda, bisa menerapkan dan bisa membuat kegiatan menyatukan berbagai lintas agama ini, dan terbukti acara ini berjalan sebagaimana mestinya,” lanjutnya.

(Sumber: jatengprov.go.id)