Epictetus: Kita Tidak Bisa Mengendalikan Apa yang Terjadi, Tetapi Bisa Mengendalikan Cara Merespons

Epictetus Tokoh Filsafat Stoikisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epictetus, seorang filsuf Stoik yang hidup pada abad pertama Masehi, dikenal karena pandangan-pandangan filosofisnya yang mendalam tentang kehidupan dan bagaimana menghadapinya. Salah satu kutipannya yang paling terkenal adalah, "Kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita merespons." Kutipan ini menggambarkan inti dari ajaran Stoikisme, yaitu pengendalian diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali kita.

Kebajikan Tidak Diajarkan; Kebajikan Adalah Praktik

Stoikisme: Pengantar Singkat

Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang didirikan di Yunani kuno oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Filsafat ini menekankan kebajikan, kebijaksanaan, dan ketenangan batin sebagai tujuan utama hidup manusia. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dicapai dengan hidup selaras dengan alam dan menerapkan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup.

JOMO, Stoikisme, dan Etnaprana: Cara Baru Menemukan Kebahagiaan Tanpa Tekanan Sosial

Prinsip Utama Stoikisme

1.    Kebajikan Adalah Satu-satunya Kebaikan: Stoikisme mengajarkan bahwa kebajikan (virtue) adalah satu-satunya kebaikan yang sejati. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang lain, seperti kekayaan, kesehatan, dan status sosial, adalah indiferen (tidak penting) dalam hal kebahagiaan sejati.

Merangkul JOMO: Filosofi Kehidupan Stoik dengan Sentuhan Lokal Etnaprana

2.    Hidup Selaras dengan Alam: Hidup sesuai dengan prinsip-prinsip alam dan memahami bahwa alam bekerja berdasarkan hukum-hukum tertentu yang tak bisa diubah oleh manusia.

3.    Pengendalian Diri: Mengendalikan emosi dan keinginan adalah kunci untuk mencapai ketenangan batin. Mengatasi dorongan-dorongan yang berlebihan dan hidup dengan penuh kesadaran.

Halaman Selanjutnya
img_title