Mahasiswa Ungkap Rahasia Gulungan Milik Mertua Julius Caesar yang Hangus karena Letusan Vesuvius

Karakter yang Berhasil Diidentifikasi
Sumber :
  • Instagram/magnificent_history

Malang, WISATA – Seorang mahasiswa ilmu komputer berusia 21 tahun, Luke Farritor dari Universitas Nebraska-Lincoln, muncul sebagai pemenang dalam Tantangan Vesuvius, mengungkap misteri gulungan kuno Herculaneum

Kerangka Ibu-Anak Berpelukan Berusia 4.000 Tahun Korban Gempa Lajia, Tiongkok

Gulungan-gulungan ini, yang terbakar selama letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M, telah lama luput dari perhatian para sarjana karena kerapuhannya, namun kemajuan terbaru dalam kecerdasan buatan (AI) mengungkap gulungan-gulungan tersebut. 

Gulungan Herculaneum, yang ditemukan pada tahun 1700-an di sebuah vila besar yang diyakini milik ayah mertua Julius Caesar, telah menjadi sebuah teka-teki yang menggiurkan. Gulungan yang secara tradisional terlalu rumit untuk dibuka, telah menghadirkan tantangan unik bagi para peneliti yang ingin menguraikan teks-teks kuno yang hilang. 

Seiring Banyaknya Diaspora Indonesia Tempe meng-Global ke Berbagai Belahan Dunia

Namun, Tantangan Vesuvius, yang didukung oleh pendanaan Silicon Valley dan dipimpin oleh Brent Seales, telah dipecahkan seorang ilmuwan komputer dari Universitas Kentucky, yang merevolusi pemahaman kita tentang artefak sejarah yang unik ini. 

Terobosan terjadi ketika Farritor berhasil menguraikan kata pertama dari gulungan tersebut, sebuah pencapaian monumental dalam upaya mengungkap rahasia perpustakaan kuno yang utuh ini. Kata “porphyras”, istilah Yunani kuno untuk “ungu”, diidentifikasi menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh Farritor. Penemuan ini tidak hanya memberinya hadiah sebesar $40.000 tetapi juga membuka pintu untuk memecahkan kode 800 gulungan yang tersisa. 

Kemenkes: Kasus Bakteri Pemakan Daging di Jepang Belum Ada di Indonesia

Tantangan Vesuvius, yang diluncurkan awal tahun ini, mengundang peserta untuk menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk mengungkap gulungan tersebut tanpa menyentuhnya secara fisik. Penggunaan gambar sinar-X 3D, yang disediakan oleh Seales dan timnya, memungkinkan para kontestan untuk menjalani tugas menantang dalam menguraikan teks yang tetap tidak dapat dibaca selama lebih dari dua milenium. 

Terobosan ini dibangun berdasarkan keberhasilan Seales sebelumnya dalam menggunakan CT scan untuk membuka dan membaca gulungan kuno, seperti Gulungan En-Gedi pada tahun 2016. Tantangan unik yang ditimbulkan oleh gulungan Herculaneum, dengan kondisi karbonisasi dan tinta arangnya, memerlukan pendekatan kreatif. Vesuvius Challenge yang digerakkan oleh AI memanfaatkan kekuatan kolektif lebih dari 1.500 tim peneliti, mendorong kolaborasi dan inovasi.

Halaman Selanjutnya
img_title