Nilai Budaya dan Kepercayaan: Jejak Kearifan Lokal dalam I La Galigo

Sureq I La Galigo
Sumber :
  • wikiwand.com

Jakarta, WISATA - Artikel ini ditulis berdasarkan Dokumen "LA GALIGO" yang disusun oleh R.A. Kern pada tahun 1939 adalah katalog manuskrip berbahasa Bugis yang berkaitan dengan siklus epik I La Galigo. Manuskrip-manuskrip ini disimpan di Legatum Warnerianum di Leiden serta di beberapa perpustakaan Eropa lainnya. Artikel akan dibuat secara berseri dalam enam artikel yang direncanakan. Ini adalah artikel kelima dengan judul: Nilai Budaya dan Kepercayaan: Jejak Kearifan Lokal dalam I La Galigo.

Mengenal Kain Tenun Sekomandi Warisan Budaya dari Mamuju yang Berusia 119 Tahun

Warisan budaya Nusantara selalu menyimpan kisah dan filosofi hidup yang kaya, terutama di balik karya sastra klasik seperti I La Galigo. Epik ini bukan hanya merupakan kumpulan cerita pahlawan dan dewa, melainkan juga sebuah cerminan kearifan lokal yang menyatukan nilai budaya dan kepercayaan masyarakat Bugis. Dalam setiap bait puisinya, I La Galigo mengandung ajaran moral, tradisi keagamaan, dan pandangan hidup yang telah diwariskan secara turun-temurun. Artikel ini akan mengupas secara mendalam nilai budaya dan kepercayaan yang terkandung dalam I La Galigo serta bagaimana kearifan lokal tersebut membentuk identitas masyarakat Bugis sejak masa lampau hingga era modern.

Sejarah Kearifan Lokal dalam I La Galigo

Melestarikan Warisan Sastra Bugis: Upaya Modern Menjaga Cerita I La Galigo

I La Galigo merupakan karya sastra epik yang berasal dari tradisi lisan masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Karya ini telah diabadikan melalui proses penulisan pada media lontar, yang tidak hanya merekam cerita-cerita epik tetapi juga menyimpan nilai-nilai adat dan kepercayaan yang mendalam. Sejak dahulu kala, masyarakat Bugis percaya bahwa alam semesta diatur oleh kekuatan-kekuatan gaib dan bahwa setiap peristiwa hidup memiliki makna spiritual yang harus dihormati.

Nilai-nilai budaya tersebut tercermin jelas dalam struktur cerita I La Galigo. Cerita-cerita dalam epik ini tidak hanya menceritakan tentang penciptaan dunia, petualangan para pahlawan, dan peperangan antara dewa, melainkan juga menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dalam konteks inilah, I La Galigo menjadi medium penting yang menyatukan kepercayaan animisme dengan ritual keagamaan dan tradisi lisan yang hidup dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Bugis.

Rahasia Aksara Lontar: Seni Menulis yang Menghidupkan Legenda Bugis

Nilai Budaya yang Terkandung dalam I La Galigo

1. Tradisi Lisan dan Penyampaian Nilai

Salah satu aspek utama yang menjadikan I La Galigo begitu berharga adalah tradisi lisan yang melekat padanya. Cerita-cerita dalam epik ini disampaikan melalui nyanyian dan pertunjukan, yang memungkinkan setiap generasi mendengar kembali kisah para leluhur dengan cara yang penuh kehangatan dan keakraban. Dalam tradisi lisan, penyampaian cerita bukan hanya soal informasi, melainkan juga tentang pengalaman emosional dan nilai moral yang disematkan melalui intonasi, ekspresi, dan gerak tubuh.

Halaman Selanjutnya
img_title