Pendekatan Agama dalam Merawat Penderita Demensia: Menghadirkan Ketenangan dan Kesabaran bagi Keluarga

Ilustrasi Penderita Dimensia
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Malang, WISATA - Menghadapi orang dengan demensia memang tidak mudah. Penyakit neurodegeneratif ini tidak hanya menyebabkan penurunan fungsi kognitif, tetapi juga membawa perubahan emosi dan perilaku yang mendalam. Bagi banyak keluarga, merawat penderita demensia adalah suatu ujian besar, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah berbagai tantangan tersebut, pendekatan agama dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk membantu penderita merasa tenang dan membuat keluarga tetap sabar serta ikhlas dalam merawatnya. Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana nilai-nilai keagamaan dan praktik spiritual dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, baik bagi penderita maupun pengasuhnya.

Mengenal Jenis Demensia dan Ciri-Cirinya: Panduan Lengkap untuk Masyarakat dan Keluarga

1. Menggunakan Ibadah dan Ritual untuk Memberikan Ketenangan

Bagi banyak penderita demensia, ingatan terhadap ritual keagamaan yang pernah dilakukan sejak muda sering kali tetap utuh, meskipun ingatan terhadap kejadian baru menjadi kabur. Ibadah dan ritual keagamaan yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sejak lama memiliki peran penting dalam menghadirkan rasa aman dan ketenangan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh keluarga meliputi:

Pasca-Ramadan: Momentum Evaluasi Diri dan Perbaikan Akhlak

A. Membantu Berdoa dan Membaca Kitab Suci

Penderita demensia cenderung lebih mudah mengingat kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin dan sudah melekat dalam kebiasaan masa lalu. Oleh karena itu, mengajak mereka berdoa atau membaca kitab suci dengan suara lembut dapat membantu:

  • Membangkitkan kenangan positif dan menghubungkan mereka dengan nilai-nilai spiritual yang sudah dikenal.
  • Menciptakan suasana yang damai dan menenangkan pikiran, sehingga mengurangi kecemasan yang mereka rasakan.
Ramadan Usai, Apa yang Masih Tersisa dalam Diri Kita?

B. Mendengarkan Lantunan Ayat Suci atau Lagu-lagu Rohani

Musik rohani memiliki kekuatan untuk menenangkan hati dan pikiran. Dengan memutar rekaman lantunan ayat suci atau lagu-lagu rohani yang sesuai dengan keyakinan penderita, keluarga dapat membantu:

  • Mengurangi rasa gelisah dan kebingungan yang sering dialami.
  • Membangun kembali rasa keterikatan emosional dengan ajaran agama yang akrab.

C. Mengajak ke Tempat Ibadah

Jika kondisi fisik memungkinkan, mengajak penderita ke tempat ibadah dapat menjadi terapi yang efektif. Hal ini tidak hanya membantu:

  • Menumbuhkan kembali rasa kebersamaan dan keterikatan dengan komunitas keagamaan.
  • Memberikan pengalaman langsung yang menyegarkan spiritualitas mereka.
Halaman Selanjutnya
img_title