Socrates, etika, budi pekerti, filsafat, moralitas, karakter, kebenaran.

Tokoh-tokoh Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang tidak hanya mencakup pembelajaran pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan moralitas. Salah satu aliran filsafat kuno yang memberikan perhatian besar terhadap pendidikan adalah Stoicisme. Stoicisme adalah aliran filsafat yang lahir di Yunani kuno pada abad ke-3 SM, yang kemudian menjadi populer di Romawi. Dalam pandangan pengikut Stoicisme, pendidikan memiliki esensi yang mendalam dan menjadi fondasi bagi kehidupan yang bermakna. Mari kita telusuri lebih dalam tentang pandangan mereka terkait pendidikan.

Kematian Tuhan ala Nietzsche: Apakah Dunia Sudah Siap untuk Kehidupan Tanpa Otoritas Absolut?

1. Pembentukan Karakter:

Stoicisme menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan kokoh melalui pendidikan. Mereka percaya bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk manusia menjadi individu yang bijaksana, bertanggung jawab, dan berkepribadian baik. Proses pendidikan haruslah melibatkan pengembangan moralitas dan etika yang tinggi.

Pengetahuan Tanpa Etika adalah Tidak Berguna

2. Pengendalian Diri:

Dalam pandangan Stoicisme, pendidikan juga melibatkan pengembangan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri (self-control). Mereka percaya bahwa seseorang harus belajar untuk mengendalikan emosi, keinginan, dan dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan kebijaksanaan dan ketenangan batin.

Kebajikan Tidak Diajarkan; Kebajikan Adalah Praktik

3. Penerimaan Terhadap Takdir:

Salah satu aspek utama dalam ajaran Stoicisme adalah penerimaan terhadap takdir atau nasib (fate). Mereka mengajarkan bahwa manusia harus belajar menerima segala hal yang terjadi dalam hidup mereka dengan lapang dada, termasuk penderitaan dan kesulitan. Oleh karena itu, pendidikan menurut Stoicisme juga melibatkan pembelajaran tentang bagaimana menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang tegar dan bijaksana.

4. Kebahagiaan Sejati:

Stoikus percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kekayaan materi atau kesenangan duniawi, tetapi pada kebijaksanaan dan kebaikan moral. Oleh karena itu, pendidikan menurut Stoicisme bertujuan untuk membantu individu mencapai kebahagiaan sejati dengan mengembangkan karakter yang baik dan mencari kebijaksanaan dalam segala hal.

5. Kewajiban untuk Berkontribusi pada Kebajikan Publik:

Selain fokus pada pengembangan diri, pendidikan menurut Stoicisme juga mengajarkan pentingnya berkontribusi pada kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab moral untuk berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Oleh karena itu, pendidikan juga harus mempersiapkan individu untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap kepentingan publik.

Dengan demikian, dalam pandangan pengikut Stoicisme, pendidikan bukanlah sekadar tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter, pengendalian diri, penerimaan terhadap takdir, pencarian kebahagiaan sejati, dan kontribusi pada kebaikan bersama. Ini adalah esensi pendidikan menurut aliran filsafat ini yang tetap relevan hingga hari ini.