Pemerintah Rencanakan Peremajaan Kebun Teh untuk Tingkatkan Produktivitas

Ilustrasi kebun teh
Sumber :
  • IG/kebuntehciwidey

WISATA – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, telah merencanakan peremajaan kebun teh untuk meningkatkan produktivitas teh di Indonesia, penyebabnya adalah banyak kebun teh yang sudah tidak pada usia produktif. Peremajaan kebun teh dianggap penting karena memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Duh, Syahrul Yasin Limpo Disebut Memeras Ditjen Perkebunan Rp317 Juta untuk Biaya Pribadi

- Meningkatkan Produktivitas: Salah satu tujuan utama peremajaan kebun teh adalah untuk meningkatkan produktivitas teh di Indonesia. Banyak kebun teh yang sudah tidak pada usia produktif, sehingga peremajaan dapat membantu meningkatkan hasil panen.

- Pengendalian Erosi: Tanaman teh memiliki sistem akar yang kuat dan mampu memperkuat struktur tanah. Selain itu, perkebunan teh juga berperan dalam mengurangi erosi tanah dan menjaga keberlanjutan lingkungan sekitarnya.

Prakiraan Cuaca Kota Banyuwangi Jawa Timur, Tanggal 3 Juli 2024

- Manfaat Sosial dan Ekonomi: Perkebunan teh sering menjadi sumber lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, membantu mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, perkebunan teh juga sering menjadi destinasi wisata yang populer, memberikan manfaat ekonomi tambahan bagi daerah tersebut.

Saat ini beberapa rencana telah dibuat untuk peremajaan kebun teh tersebut, diantaranya adalah :

Penting! Lakukan Hal Berikut Ini, Bila Ada Indikasi Serangan Ransomware pada Data Anda

- Kebun teh tua dan rusak berat dengan populasi di bawah 50% akan dilakukan peremajaan dengan bibit dari klon-klon unggul.

- Kebun teh dengan populasi tanaman antara 60 – 90% akan dilakukan rehabilitasi dengan teknologi infilling atau compacting.

Selain itu, pemerintah juga merencanakan beberapa kebijakan lainnya, seperti melakukan mekanisasi perkebunan teh, peningkatan produktivitas tanaman sehingga di atas 3,5 ton per hektare per tahun, perbaikan tata niaga, perbaikan kelembagaan usaha serta pemberian insentif fiskal bagi perkebunan yang melakukan peremajaan.

Perlu diketahui bahwa menurut jurnal.ugm.ac.id, untuk menentukan klon unggul teh melibatkan beberapa langkah penting, seperti:

1. Seleksi Pohon Induk: Proses ini melibatkan pemilihan pohon induk dari tanaman asal biji F1 dari kebun biji poliklonal dengan komposisi klon tertentu. Pohon yang dipilih biasanya memiliki potensi hasil minimal 100 g/perdu.

2. Persilangan: Klon unggul seringkali merupakan hasil persilangan antara dua klon yang berbeda. Misalnya, klon GMB 1 merupakan hasil persilangan dari klon KP 4 x PS 1.

3. Evaluasi Karakteristik: Setelah persilangan, klon yang dihasilkan dievaluasi berdasarkan berbagai karakteristik, seperti ukuran daun, jumlah tulang daun, warna daun, dan lainnya. Misalnya, klon GMB 1 memiliki daun berukuran 39,22 cm², berpangkal daun runcing, tulang daun berjumlah 9-13 pasang, dan warna daun hijau muda/kuning muda.

4. Pengujian Hasil: Klon yang dihasilkan juga diuji berdasarkan potensi hasilnya. Misalnya, klon GMB 1 memiliki rata-rata hasil 4021 kg/ha/th.

5. Pengujian Kandungan Katekin: Kandungan katekin dalam klon juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan klon unggul. Misalnya, klon GMB 1 memiliki kandungan katekin sebesar 16,44%.

Itulah rencana Pemerintah yang perlu kita apresiasi sehubungan dengan kelangsungan hidup perkebunan teh