INFO HAJI 2024: Di Balik Musibah Itu, Allah Telah Siapkan Kado Indah untuk Titik Zarkasyi
- kemenag.go.id
Madinah, WISATA – Semua yang terjadi harus diterima dengan sabar dan ikhlas.
Segala yang terjadi merupakan ketetapan Allah.
Hal ini selalu ditanamkan dalam hati dan pikiran Titik Zarkasyi berusia 45 tahun, jemaah haji kelompok terbang (kloter) 47 Embarkasi Solo (SOC-47) asal Yogyakarta.
“Apapun yang terjadi, saya ikhlaskan, lillaahi ta'aala. Karena saya percaya, ada Allah yang mengaturnya. Saya juga percaya ada kado indah dari Allah di balik setiap ujian,” ucapnya menerawang mengingat cobaan yang datang, saat ia akan berangkat ke tanah suci.
Ia menuturkan, bahwa satu tahun terakhir ini, ia terkena penyakit syaraf kejepit yang saat kambuh, menyebabkannya tidak bisa berjalan.
Mbak Titik, biasa ia disapa mengatakan, sejak 12 tahun lalu, suaminya mendaftar haji.
Seharusnya, dia berangkat pada tahun 2020.
"Tapi takdir berkata lain, suami meninggal dunia akibat Covid-19 dan memang tidak ada pemberangkatan haji di tahun itu," tuturnya.
Saat akan menarik biaya haji sang suami, ada kebijakan untuk pelimpahan porsi.
Dia lalu meniatkan untuk dirinya berangkat, membadalkan haji sang suami, sebab dirinya sudah berhaji pada tahun 2010.
Mendapat kesempatan berangkat tahun ini, Mbak Titik sempat ingin membatalkan.
Kondisi sakit yang diderita, membuatnya kesulitan bergerak bebas.
Namun akhirnya, dia tetap memutuskan berangkat.
“Alhamdulillah, takdir Allah juga, saudara kandung saya satu-satunya, masuk juga dalam kloter (kelompok terbang) yang sama dengan saya. Jadi saya termotivasi,” tambahnya.
Sepuluh hari jelang keberangkatan, Mbak Titik mengaku telapak tangannya mengalami kebas.
Dokter merekomendasikan agar langsung dilakukan operasi.
Kata dokter, itu tidak bisa ditunda.
"Belum kering luka operasi, saya sudah harus berangkat. Saat keberangkatan menuju ke tanah suci, saya tidak bisa berjalan, sedih sudah pasti. Tapi saya tetap berhusnudzon (prasangka baik) kepada Allah," kenangnya.
“Allah yang mampukan saya melakukan prosesi badal haji. Saya dapat melakukan tawaf dan sa'i termasuk melontar jumrah. Saya kerjakan sendiri dengan niat membadalkan suami,” lanjutnya.