CHERYL CLARENZA SANTOSO, Batik As My Identity, Batik sebagai Jati Diriku
Kamis, 11 Januari 2024 - 21:33 WIB
Sumber :
- Istimewa
Surabaya, WISATA – Batik adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang luar biasa.
Beragam corak, motif, warna, dan maknanya tersebar dalam berbagai wujud batik di se-antero Indonesia.
Banyak daerah di tanah air yang memiliki batik sebagai wujud budaya dan kearifan lokal mereka.
Tak hanya di Solo, Yogyakarta dan Pekalongan, batik juga ada di Betawi (Jakarta), Cirebon, Rembang, Tulungagung, Madura, Jambi, Banjarmasin, Bali hingga Papua.
Sungguh luar biasa...
Baca Juga :
YOGYAKARTA: 15 Karya Original Ditampilkan, Mengintip Keindahan Wastra Melalui Peragaan Busana
Padahal, kita pun perlu memperkenalkan keindahan batik kepada generasi yang lebih muda, karena kecintaan akan batik dan budaya Indonesia bisa dimulai dari saat mereka masih anak-anak.
Itulah yang mendorong Cheryl Clarenza Santoso, sejak kemenangannya di sebuah ajang pemilihan putri batik dan putri Jawa Timur tingkat anak, untuk memberi perhatian yang lebih besar pada batik.
Tak hanya niat luhur dan keinginan semata, Cheryl yang lahir dari keluarga pecinta seni dan budaya Indonesia, kemudian bergerak nyata dengan berusaha menularkan rasa cintanya akan batik melalui buku agar dibaca oleh anak-anak seusianya.
Saat masih sangat belia berumur 11 tahun, Cheryl pun membuat buku tentang wujud kecintaannya pada batik.
Tak main-main, Cheryl paham betul bagaimana pembuatan hingga pelestarian batik di Indonesia.
Buku berujudul "Batik as My Identity, Batik sebagai Jati Diriku" karangan Cheryl Clarenza Santoso ini, menjadi satu sumbangan nyata dari generasi muda untuk dunia wastra di Indonesia.
Dari buku ini, pembaca bisa menyelami keindahan dan keragaman batik dari sudut pandang anak Indonesia.
Pembaca juga akan diajak untuk ikut berbangga akan batik dan peduli akan kelestarian batik dan pembatiknya.
"Buku ini membahas sekilas pandang tentang batik dan jenis batik seperti batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi tulis-cap. Juga tentang BUKAN batik (batik printing dan batik sablon - red.)," ujar Cheryl.
Buku ini menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang kriteria batik yang benar, sebagai upaya untuk menunjukkan keberpihakan kepada UMKM di bidang batik, yang saat ini digempur oleh serbuan batik printing dari dalam dan luar negeri.
Pembaca juga diajak untuk mengenal bahan dan alat dalam pembuatan batik tulis dan bagaimana cara membatik.
Tujuannya, agar pembaca mengerti dan memahami perlatan yang dibutuhkan serta kerumitan dalam proses membatik. Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh apresiasi terhadap sehelai batik.
Cheryl juga menjelaskan tentang aneka motif batik klasik dan kontemporer, batik kuno maupun modern.
"Tujuannya adalah untuk memperkenalkan keindahan aneka motif batik," jelasnya.
Cheryl yang menjadi Potterhead (fans berat Harry Potter - red.) juga mengajak untuk lebih banyak menggunakan batik.
"Saya ingin membantu pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dengan cara mengajak sebanyak mungkin orang dari bebagai rentang usia khususnya generasi muda, untuk sesering mungkin mengenakan batik dalam berbagai kesempatan," imbuhnya.
Menurutnya, semakin banyak dan semakin sering batik dipakai, akan membuat permintaan dan kebutuhan akan batik jadi meningkat, dengan semakin banyak yang membeli batik, akan berdampak terhadap meningkatnya penjualan batik. Pemenang Runner Up Puteri Batik Jawa Timur 2023 ini berharap, dengan semakin banyak batik yang terjual, pembatik akan lebih sejahtera dan akan lebih banyak berkarya.
Bagi Cheryl, aktivitasnya sebagai anak yang aktif dan berprestasi, diharapkan bisa menginspirasi anak-anak perempuan Indonesia untuk berani mencoba, berpikir positif, menjadi diri sendiri sekaligus melakukan yang terbaik serta peduli pada sekitarnya.