Seneca: Saat Kesetiaan Dibeli dengan Uang, Maka Uang Juga Bisa Menghancurkannya

Seneca Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • Cuplikan layar

Lihat saja bagaimana banyak karyawan berpindah kerja bukan karena visi perusahaan berubah, tapi karena gaji lebih tinggi ditawarkan di tempat lain. Atau dalam politik, bagaimana dukungan berubah arah karena insentif politik. Dalam hubungan pribadi pun, kita melihat ikatan yang rapuh karena bergantung pada kenyamanan materi, bukan komitmen batin.

Pendapatan Pasif Bukan Mimpi: Naval Ravikant dan Filosofi Kerja Cerdas

Uang Bisa Membeli Tindakan, Bukan Hati

Filsafat Stoik mengajarkan bahwa apa pun yang tidak berasal dari kebajikan akan rapuh. Seneca menyadarkan kita bahwa uang bisa membeli jasa, kerja, bahkan kepatuhan—tapi tidak bisa membeli kesetiaan sejati. Kesetiaan bukanlah barang dagangan. Ia tumbuh dari waktu, dari kejujuran yang diuji, dan dari ketulusan memberi tanpa mengharapkan imbalan.

Socrates dan Rahasia Hidup Bahagia: Mengapa Hidup yang Baik Lebih Penting daripada Sekadar Hidup

Maka ketika seseorang tetap setia bahkan dalam kemiskinan, ketika mitra bisnis tetap jujur meski dirugikan, atau ketika pasangan tetap mendampingi di tengah badai hidup, di situlah kesetiaan sejati hadir.

Ketika Uang Menguasai Segalanya

Socrates Bongkar Kunci Kebahagiaan Sejati: “Berhentilah Mengejar yang Tak Kamu Miliki, Nikmatilah Apa yang Sudah Ada”

Seneca hidup dalam zaman di mana kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh bisa menentukan nasib seseorang. Tapi justru dalam dunia yang penuh ketidakpastian itulah, ia memilih untuk menekankan pentingnya kualitas batin seperti kesetiaan, kejujuran, dan kebajikan.

Kini, kita pun hidup di dunia yang tidak jauh berbeda. Segalanya bisa dihitung: klik, penjualan, pengikut, bahkan cinta pun bisa dinilai dengan hadiah. Tapi semua itu akan cepat usang jika tidak dibarengi nilai moral yang kokoh.

Halaman Selanjutnya
img_title