“Saya percaya pada Tuhan Spinoza, yang menyingkapkan dirinya dalam harmoni segala sesuatu yang ada.” — Albert Einstein
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Albert Einstein, sosok yang dikenal karena kejeniusannya dalam merumuskan teori relativitas dan membuka cakrawala baru dalam ilmu fisika, ternyata memiliki pandangan spiritual yang sangat khas. Meskipun ia tidak mengikuti ajaran agama secara formal, ia pernah berkata:
“Saya percaya pada Tuhan Spinoza, yang menyingkapkan dirinya dalam harmoni segala sesuatu yang ada.”
Kutipan ini memicu banyak perdebatan, baik di kalangan ilmuwan, filsuf, maupun pemuka agama. Apa maksud Einstein dengan "Tuhan Spinoza"? Mengapa ia memilih untuk tidak percaya pada Tuhan personal, tapi justru mempercayai harmoni alam semesta sebagai representasi ketuhanan?
Artikel ini mengajak kita menyelami lebih dalam makna di balik pernyataan Einstein — yang ternyata menyimpan pandangan spiritual yang dalam, namun tak terikat oleh dogma agama.
Siapa Itu Spinoza dan Apa yang Dimaksud dengan 'Tuhan Spinoza'?
Baruch Spinoza adalah filsuf Belanda abad ke-17 yang dikenal karena pandangannya yang radikal tentang Tuhan dan alam. Ia menolak gagasan Tuhan sebagai entitas personal yang menciptakan dunia dari luar, memberi perintah, atau menghukum. Bagi Spinoza, Tuhan adalah alam itu sendiri (Deus sive Natura) — satu substansi yang mencakup segala yang ada.
Dalam pandangan ini, Tuhan bukanlah sosok di luar semesta, melainkan ada di dalam setiap hukum alam, dalam keteraturan semesta, dan dalam keberlangsungan hidup itu sendiri. Ketika Einstein mengatakan bahwa ia percaya pada Tuhan Spinoza, ia sedang menyatakan kepercayaannya pada semesta yang bekerja secara harmonis, matematis, dan konsisten — tanpa campur tangan supranatural.