Ryan Holiday dan Bahaya Memburu Pengakuan di Era Likes dan FYP – Kamu Sedang Hidup atau Sekadar Pamer?
- Cuplikan Layar
Jakarta, WISATA — Di dunia digital saat ini, pengakuan telah menjadi mata uang sosial. Semakin banyak likes, views, atau masuk FYP (For You Page), semakin besar rasa berharga yang dirasakan seseorang. Namun Ryan Holiday, penulis buku Ego Is the Enemy dan salah satu filsuf Stoik kontemporer paling berpengaruh, justru memperingatkan: memburu pengakuan adalah perangkap modern yang mematikan.
Holiday tidak menentang teknologi atau media sosial. Yang ia kritik adalah obsesi terhadap validasi eksternal, yang perlahan-lahan mencuri perhatian, waktu, dan bahkan jati diri seseorang. “Jika kamu hidup demi penilaian orang lain, kamu sedang melepaskan kendali atas hidupmu sendiri,” tulisnya.
Ketika Hidup Menjadi Panggung
Holiday menjelaskan bahwa di era digital, banyak orang lebih sibuk membangun citra daripada membangun karakter. Alih-alih fokus menjadi pribadi yang bermakna, kita tergoda untuk terlihat menarik.
“Semakin kamu bergantung pada pujian, semakin kamu menjadi budak dari yang memujimu,” katanya.
Kita memotret makan, bukan untuk kenikmatan, tapi untuk eksistensi. Kita mengunggah pencapaian, bukan untuk bersyukur, tapi untuk diakui. Dan semua itu, menurut Holiday, adalah jalan pintas menuju kehampaan.
Bahaya Psikologis dari Mengejar Pengakuan