7 Prinsip Stoik Epictetus yang Bisa Menyelamatkan Hidupmu dari Burnout
- Image Creator Grok/Handoko
Menurut Epictetus, kita harus menahan diri dari reaksi spontan terhadap segala hal yang datang. Ia berkata, “Saat sesuatu menghantammu, jangan langsung menilainya. Tahan dulu, teliti, dan baru kemudian putuskan.”
Burnout bisa dipicu oleh ledakan emosi yang tidak terkendali—entah karena tekanan atasan, klien yang menyebalkan, atau rekan kerja yang tak kooperatif. Dengan menunda reaksi dan memberi ruang pada nalar, kita belajar untuk merespons dengan bijak, bukan dengan panik.
3. Jangan Bergantung pada Validasi Eksternal
Di era media sosial, banyak orang hidup untuk dilihat. Mereka menjadi haus akan “likes”, pujian, dan pengakuan. Tapi Epictetus mengingatkan, hidup bukan soal citra, melainkan karakter. Ia menyampaikan, “Siapa yang tak menghargai apa yang dimiliki, akan tetap merasa miskin meski menguasai dunia.”
Ketika kamu hidup hanya untuk menyenangkan orang lain, burnout akan mudah datang. Prinsip ini mengajarkan bahwa cukup menjadi versi terbaik dirimu sendiri, tanpa harus selalu dinilai orang lain.
4. Terima Realitas, Jangan Lawan Kenyataan
Salah satu penyebab burnout adalah keinginan agar segala hal berjalan sempurna. Ketika realita tidak sesuai ekspektasi, yang muncul adalah frustrasi dan kelelahan mental. Padahal, menurut Epictetus, kedamaian datang saat kita bisa menerima dunia apa adanya.