Penelitian Baru Mengungkapkan Bahwa Simpanse Mampu Berkomunikasi Secara Kompleks dan Kita Akhirnya Mendengarkannya

Dua Ekor Simpanse Liar
Sumber :
  • scitechdaily.com/Liran Samuni

Merekam vokalisasi simpanse selama beberapa tahun di lingkungan alami mereka sangat penting untuk mendokumentasikan kemampuan komunikasi mereka secara penuh, sebuah tugas yang menjadi semakin menantang karena meningkatnya ancaman manusia terhadap populasi simpanse liar.

Seneca: "Hidup itu pendek, tetapi cukup panjang jika kita menghabiskannya dengan bijaksana."

Penelitian ini mengungkap empat cara simpanse mengubah makna saat menggabungkan panggilan tunggal menjadi 16 kombinasi dua panggilan yang berbeda, yang serupa dengan prinsip linguistik utama dalam bahasa manusia. Simpanse menggunakan kombinasi komposisi yang menambahkan makna (misalnya, A = makan, B = istirahat, AB = makan + istirahat) dan memperjelas makna (misalnya, A = makan atau bepergian, B = agresi, AB = bepergian).

Mereka juga menggunakan kombinasi idiomatik nonkomposisi yang menciptakan makna yang sama sekali baru (misalnya, A = istirahat, B = afiliasi, AB = bersarang). Yang terpenting, tidak seperti penelitian sebelumnya yang sebagian besar melaporkan kombinasi panggilan dalam situasi terbatas seperti pertemuan dengan predator, simpanse dalam studi ini memperluas makna mereka melalui kombinasi serbaguna dari sebagian besar panggilan tunggal mereka menjadi beragam kombinasi panggilan yang digunakan dalam berbagai konteks.

Review Lagu “Anak Lanang” oleh Woro Widowati

Temuan peneliti menunjukkan sistem komunikasi vokal yang sangat generatif, yang belum pernah terjadi sebelumnya di kerajaan hewan, yang menggemakan temuan terbaru pada bonobo yang menunjukkan bahwa kapasitas kombinatorial yang kompleks sudah ada pada nenek moyang manusia dan kedua spesies kera besar ini.

Hal ini mengubah pandangan abad lalu yang menganggap komunikasi pada kera besar bersifat tetap dan terkait dengan keadaan emosional dan karena itu tidak dapat memberi tahu kita apa pun tentang evolusi bahasa. Sebaliknya, ada indikasi yang jelas di sini bahwa sebagian besar jenis panggilan dalam repertoar dapat mengubah atau menggabungkan maknanya saat digabungkan dengan jenis panggilan lainnya. 

Baruch Spinoza: "Tidak Ada yang Sia-sia dalam Alam Semesta Ini"

Kompleksitas sistem ini menunjukkan bahwa memang ada sesuatu yang istimewa tentang komunikasi hominid bahwa komunikasi yang kompleks sudah muncul pada nenek moyang terakhir kita, yang dimiliki oleh kerabat terdekat kita yang masih hidup atau bahwa kita telah meremehkan kompleksitas komunikasi pada hewan lain juga, yang memerlukan penelitian lebih lanjut.