Seneca: “Saat terakhir ketika kita berhenti ada bukanlah kematian itu sendiri; itu hanyalah akhir dari ...."
- Cuplikan layar
Menunda kebahagiaan, menunda mimpi, dan menunggu waktu yang “tepat” adalah bentuk pemborosan hidup. Kita lupa bahwa setiap hari yang berlalu adalah satu langkah lebih dekat menuju akhir. Oleh karena itu, satu-satunya cara hidup yang bijak adalah dengan memanfaatkan setiap waktu sebaik-baiknya.
Mengisi Perjalanan dengan Makna
Jika kematian adalah sebuah proses, maka kehidupan adalah isi dari proses itu. Dan tugas kita adalah mengisinya dengan kebajikan, cinta, keberanian, dan kontribusi. Hidup bukan hanya tentang pencapaian materi, tapi tentang seberapa banyak kita memberi, belajar, dan tumbuh sebagai manusia.
Seneca mendorong kita untuk menyadari bahwa kita tidak hidup selamanya, dan justru karena itu, setiap momen sangat berharga. Kita tidak bisa menghentikan waktu, tapi kita bisa mengarahkan hidup agar selaras dengan nilai-nilai tertinggi kita.
Seni Hidup Sebelum Mati
Sama seperti pohon yang tak menyesal meranggas di musim gugur karena telah mekar di musim semi, manusia yang hidup dengan penuh kesadaran dan integritas tidak akan menyesali datangnya kematian. Sebab ia tahu, ia telah menghidupi hidupnya.
Seneca menekankan pentingnya hidup yang otentik. Jangan tunggu pensiun untuk mulai bermakna. Jangan tunggu kondisi ideal untuk berbagi. Jangan tunggu kehilangan untuk menyayangi. Jangan tunggu “akhir” untuk merasa hidup.