Massimo Pigliucci: “Jangan Reaktif terhadap Dunia — Reflektiflah terhadap Dirimu Sendiri”

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Dunia Adalah Lautan, Kamu adalah Nakhoda

Jules Evans: “Kebijaksanaan Dimulai Saat Kita Membedakan antara Apa yang Dapat Kita Kontrol dan Apa yang Tidak”

Stoikisme tidak meminta kita mengabaikan perasaan. Justru, ia mengajak kita untuk mengelola perasaan dengan akal budi, agar kita tidak menjadi budak emosi. Dalam metafora yang indah, hidup digambarkan sebagai lautan yang tidak bisa dikendalikan, tapi kita bisa belajar menjadi pelaut yang cakap.

Pigliucci mengajarkan bahwa dunia akan terus berubah, kadang menantang, kadang menyenangkan. Tapi kalau kita selalu reaktif, kita akan terus lelah, terombang-ambing oleh ombak kejadian. Jika kita reflektif, kita akan lebih siap menghadapi badai dengan ketenangan dalam hati.

Jules Evans: “Kebahagiaan Bukan Tentang Mengendalikan Dunia Luar, Melainkan Menguasai Dunia Batin Anda”

Kutipan-Kutipan Terkait

  • “Bukan hal-hal yang mengganggu manusia, tetapi cara mereka memandang hal-hal tersebut.” — Epictetus
  • “Kita tidak memiliki kendali atas opini orang lain, tetapi kita memiliki kendali penuh atas opini kita terhadap opini mereka.” — Massimo Pigliucci
  • “Berpikirlah sebelum berbicara. Jawablah dengan maksud, bukan emosi.” — adaptasi dari prinsip Stoik modern

Penutup: Refleksi Membuka Jalan Menuju Kebebasan Batin

Pierre Hadot: Lepas dari Ilusi Kepemilikan, Temukan Kebahagiaan Sejati dari Dalam Diri

Dalam dunia yang sering memicu reaktivitas—media sosial, tekanan pekerjaan, kabar politik—mempraktikkan refleksi adalah bentuk revolusi batin. Massimo Pigliucci mengajak kita keluar dari mode otomatis dan masuk ke dalam ruang kesadaran, tempat di mana kita bisa memutuskan untuk bersikap bijak, bukan impulsif.

Halaman Selanjutnya
img_title