Massimo Pigliucci: “Merenungkan Kematian Membantumu Hidup dengan Lebih Bermakna”
- Cuplikan layar
Refleksi dari Para Filsuf Stoik Klasik
Seneca menulis dalam surat-surat moralnya kepada Lucilius: “Kematian tidaklah menakutkan; ia adalah akhir dari semua ketakutan.” Sementara Marcus Aurelius mencatat dalam Meditations: “Engkau bisa mati kapan saja, jadi biarkan tindakan, pikiran, dan ucapanmu selalu pantas untuk itu.”
Pigliucci mengadaptasi pesan ini dalam gaya hidup modern—menghindari distraksi digital yang berlebihan, menyusun prioritas hidup berdasarkan nilai, dan tidak menunda kebaikan yang bisa dilakukan hari ini.
Penutup: Hidup Bermakna Dimulai dengan Kesadaran akan Akhir
Dengan merenungkan kematian secara sadar, kita tidak sedang meromantisasi kesedihan, melainkan menanamkan perspektif yang lebih dalam terhadap hidup. Massimo Pigliucci menyajikan kematian bukan sebagai jurang yang menakutkan, melainkan sebagai cermin yang memantulkan betapa berharganya kesempatan untuk hidup.
Ketika kita menyadari bahwa waktu kita terbatas, kita akan lebih mungkin untuk mencintai tanpa syarat, bekerja dengan kejujuran, dan hidup dengan niat baik. Sebab pada akhirnya, bukan panjangnya hidup yang menentukan nilainya, melainkan kedalaman maknanya.