Massimo Pigliucci: “Merenungkan Kematian Membantumu Hidup dengan Lebih Bermakna”

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Refleksi dari Para Filsuf Stoik Klasik

Stoikisme Bukan Cuma Filsafat, tapi Cara Hidup — Kata William B. Irvine

Seneca menulis dalam surat-surat moralnya kepada Lucilius: “Kematian tidaklah menakutkan; ia adalah akhir dari semua ketakutan.” Sementara Marcus Aurelius mencatat dalam Meditations: “Engkau bisa mati kapan saja, jadi biarkan tindakan, pikiran, dan ucapanmu selalu pantas untuk itu.”

Pigliucci mengadaptasi pesan ini dalam gaya hidup modern—menghindari distraksi digital yang berlebihan, menyusun prioritas hidup berdasarkan nilai, dan tidak menunda kebaikan yang bisa dilakukan hari ini.

Stoikisme Menurut William B. Irvine: Jalan Tengah yang Tidak Ekstrem

Penutup: Hidup Bermakna Dimulai dengan Kesadaran akan Akhir

Dengan merenungkan kematian secara sadar, kita tidak sedang meromantisasi kesedihan, melainkan menanamkan perspektif yang lebih dalam terhadap hidup. Massimo Pigliucci menyajikan kematian bukan sebagai jurang yang menakutkan, melainkan sebagai cermin yang memantulkan betapa berharganya kesempatan untuk hidup.

Ketakutan Itu Sering Kali Cuma Ilusi: Pelajaran Stoik Donald Robertson tentang Keberanian Pikiran

Ketika kita menyadari bahwa waktu kita terbatas, kita akan lebih mungkin untuk mencintai tanpa syarat, bekerja dengan kejujuran, dan hidup dengan niat baik. Sebab pada akhirnya, bukan panjangnya hidup yang menentukan nilainya, melainkan kedalaman maknanya.