Seneca: Kesulitan Menjadikan Kita Bijak, Kemakmuran Sering Melupakan Kita pada Kebenaran

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA — Dalam sejarah pemikiran filsafat Stoik, Seneca dikenal sebagai sosok yang mendorong manusia untuk menghadapi hidup dengan keberanian, kebijaksanaan, dan refleksi mendalam. Salah satu kutipan terkenalnya menyatakan bahwa kita menjadi lebih bijak justru melalui penderitaan, bukan dari kenyamanan atau kemakmuran. Sebab, di balik setiap kesulitan, tersembunyi pelajaran hidup yang tak ternilai.

Socrates vs Zaman Modern: Apakah Dunia Hari Ini Butuh Lebih Banyak Filsuf?

Adversitas Sebagai Guru Terbaik

Kesulitan, penderitaan, dan tekanan hidup kerap dipandang sebagai musibah yang harus dihindari. Namun Seneca justru mengajarkan hal sebaliknya: adversity (kesulitan) adalah guru terbaik yang membentuk karakter, membangun ketangguhan, dan memperdalam kebijaksanaan.

Seneca: “Kamu Akan Mengenal Seorang Nahkoda Saat Badai Datang”

Dalam masa-masa sulit, kita dipaksa untuk berpikir lebih dalam, mencari solusi, dan mengevaluasi makna hidup. Di situlah muncul pemahaman akan nilai-nilai sejati seperti kejujuran, kesetiaan, keadilan, dan keberanian. Manusia yang telah melewati masa-masa gelap sering kali menjadi lebih rendah hati, berempati, dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup.

Kemakmuran: Pedang Bermata Dua

Seneca: “Biasakan Diri dengan Keadaanmu, dan Kurangi Mengeluh”

Sebaliknya, kemakmuran dan kenyamanan kerap membuat manusia lengah. Ketika segala kebutuhan terpenuhi dengan mudah, banyak orang kehilangan rasa syukur, menjadi terlena oleh kesenangan duniawi, dan lupa pada prinsip moral. Dalam kondisi makmur, kecenderungan untuk mengambil jalan pintas, melakukan pemborosan, atau menyepelekan nilai-nilai etis meningkat drastis.

Seneca menyampaikan bahwa kemakmuran bisa menjadi jebakan. Ia bukan musuh, tapi jika tidak disikapi dengan bijak, ia bisa menghancurkan penghargaan kita terhadap kebenaran dan kebajikan.

Halaman Selanjutnya
img_title