Robert Rosenkranz: “Waktu adalah Aset Paling Langka dalam Hidup. Gunakanlah dengan Sadar, Bukan Impulsif.”

Robert Rosenkranz
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Di tengah era digital yang penuh distraksi dan kecepatan, waktu sering kali menjadi korban dari gaya hidup impulsif. Sementara teknologi menjanjikan efisiensi, justru semakin banyak orang merasa kekurangan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting. Dalam konteks ini, pernyataan Robert Rosenkranz—pemikir bisnis dan penulis buku The Stoic Capitalist—menggema kuat:

Kendalikan Pikiranmu, Bukan Duniamu: Filosofi Stoik Jules Evans

“Waktu adalah aset paling langka dalam hidup. Gunakanlah dengan sadar, bukan impulsif.”

Pernyataan tersebut bukan sekadar kutipan motivasional, melainkan refleksi mendalam atas cara kita hidup dan bekerja di zaman modern. Waktu bukanlah sumber daya yang bisa diperbarui. Setiap detik yang berlalu takkan pernah kembali.

Mengapa Jules Evans Mengatakan ‘Keheningan Batin Adalah Kekuatan Super’?

Waktu: Sumber Daya yang Tidak Bisa Diisi Ulang

Berbeda dengan uang, tenaga, atau bahkan relasi, waktu adalah satu-satunya sumber daya yang terus berjalan dan tidak dapat diakumulasi. Rosenkranz menyebut waktu sebagai "aset yang paling demokratis sekaligus paling tragis" — karena semua orang memilikinya dalam jumlah yang sama setiap hari, namun hanya sedikit yang benar-benar memanfaatkannya dengan efektif.

Kita Tidak Butuh Motivasi, Kita Butuh Filsafat: Kata Jules Evans

“Setiap keputusan impulsif adalah pertukaran waktu dengan sesuatu yang mungkin tidak bernilai,” tulisnya dalam buku The Stoic Capitalist.

Rosenkranz mengingatkan bahwa dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadi, pengelolaan waktu yang buruk berujung pada stres, kekecewaan, dan kurangnya pencapaian yang bermakna.

Mengapa Stoikisme Penting dalam Mengelola Waktu?

Buku The Stoic Capitalist tidak hanya membahas soal uang dan bisnis, melainkan juga bagaimana prinsip Stoikisme dapat menjadi panduan dalam mengelola waktu secara bijaksana.

Beberapa prinsip Stoik yang ditawarkan Rosenkranz untuk memanfaatkan waktu secara sadar antara lain:

1.     Refleksi Harian – Meluangkan waktu setiap malam untuk mengevaluasi bagaimana waktu digunakan sepanjang hari.

2.     Prioritas Berdasarkan Nilai – Bukan sekadar memilih hal yang “penting,” tapi fokus pada yang sesuai nilai dan tujuan hidup.

3.     Hidup dalam Saat Ini – Menghindari penyesalan masa lalu dan kecemasan masa depan. Fokus pada tindakan saat ini yang bisa dikendalikan.

Distraksi Digital: Ancaman Terbesar terhadap Kesadaran Waktu

Salah satu bagian paling menarik dari buku Rosenkranz adalah kritiknya terhadap budaya digital yang menumbuhkan impulsivitas. Pemberitahuan ponsel, scrolling media sosial, dan budaya multitasking membuat otak kita terprogram untuk berpindah fokus terus-menerus.

“Saat kita hidup dalam reaktivitas, kita kehilangan kontrol atas waktu kita,” ujar Rosenkranz.

Ia menganjurkan penggunaan teknologi secara sadar: matikan notifikasi yang tidak penting, jadwalkan waktu tanpa layar, dan jangan biarkan algoritma mengambil alih hidup kita.

Hidup yang Terarah Dimulai dari Kesadaran Mengelola Waktu

Rosenkranz menekankan bahwa keberhasilan sejati bukan ditentukan dari berapa banyak hal yang dilakukan dalam sehari, tapi berapa banyak waktu yang digunakan untuk hal yang benar-benar penting.

Ia menyebut tokoh-tokoh seperti Marcus Aurelius dan Seneca, yang dalam tulisannya ribuan tahun lalu telah menyuarakan pentingnya waktu sebagai harta paling berharga.

“Orang yang sibuk, bukan berarti produktif. Orang yang sadar akan waktunya, itulah yang benar-benar berdaya,” tegasnya.

Relevansi dalam Dunia Bisnis dan Kehidupan Profesional

Bagi para profesional, pengusaha, hingga pemimpin organisasi, nasihat Rosenkranz sangat relevan. Dalam dunia bisnis modern, tekanan untuk selalu 'sibuk' sering kali membuat pemimpin kehilangan arah strategis.

Strategi Rosenkranz mencakup:

  • Menjadwalkan waktu berpikir (thinking time) secara rutin.
  • Menghindari rapat yang tidak produktif.
  • Fokus pada deep work, bukan sekadar reaktivitas terhadap email dan pesan instan.

Pandangan yang Menginspirasi Generasi Muda

Khusus bagi generasi muda, pernyataan Rosenkranz memberikan peringatan penting: jangan buang waktu mengejar validasi instan di media sosial, konten viral tanpa makna, atau tren yang tidak sesuai nilai pribadi.

“Muda bukan alasan untuk hidup tanpa arah. Justru karena waktu terasa masih panjang, banyak yang akhirnya menyia-nyiakannya,” ungkapnya dalam wawancara terbarunya.

Kesadaran Waktu adalah Jalan Menuju Kehidupan yang Bermakna

Pada akhirnya, pesan Rosenkranz sederhana namun dalam: gunakan waktu dengan kesadaran penuh. Jadikan setiap keputusan sebagai bentuk penghormatan terhadap hidup itu sendiri.

Hidup bukan tentang berapa lama kita hidup, tapi bagaimana kita menggunakan waktu yang kita miliki. Maka, kata Rosenkranz, “Jangan biarkan dunia luar mendikte bagaimana Anda menggunakan waktu Anda. Jadilah arsitek waktu Anda sendiri.”