Massimo Pigliucci: Kebaikan Kecil tapi Konsisten Lebih Baik Dibanding Tindakan Besar yang Hanya Dilakukan Sekali
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang serba cepat dan kompetitif, kita sering kali terjebak pada anggapan bahwa perubahan besar hanya bisa dilakukan lewat aksi-aksi spektakuler. Namun, filsuf Stoik modern, Massimo Pigliucci, mengingatkan kita untuk kembali ke akar kebaikan yang sederhana. Ia berkata:
“Kebaikan kecil yang dilakukan setiap hari lebih berharga daripada tindakan besar yang hanya dilakukan sekali.”
Sederhana, tapi menyentuh. Kutipan ini tidak hanya menyegarkan pikiran, tapi juga mengajarkan nilai konsistensi dan ketulusan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kebaikan Tidak Harus Heboh
Di era media sosial, kita sering melihat aksi kebaikan dalam bentuk viral—bantuan besar-besaran, donasi jutaan rupiah, atau aksi heroik yang diliput media. Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi menurut Pigliucci, kebaikan tidak harus selalu besar atau dramatis. Justru, kebaikan kecil yang kita lakukan secara rutin bisa jauh lebih berdampak.
Menyapa tetangga dengan ramah, membantu teman kerja tanpa diminta, memungut sampah di jalan, atau sekadar mendengarkan keluhan teman dengan penuh perhatian—semua itu adalah bentuk kebaikan yang mungkin terlihat remeh, tetapi memberi efek positif yang berkelanjutan.
Konsistensi Lebih Penting dari Kemegahan
Banyak orang menunggu momen besar untuk berbuat baik. Misalnya, saat terjadi bencana alam, mereka baru tergugah untuk memberi bantuan. Tapi di luar itu, mereka kembali acuh terhadap sekitar. Pigliucci mengajak kita untuk berpikir ulang: apa gunanya kebaikan besar jika hanya dilakukan sekali dan tidak menjadi kebiasaan?
Sebaliknya, orang yang setiap hari memilih untuk berbuat baik, sekecil apa pun, akan membangun karakter yang kuat dan berdampak positif pada lingkungannya. Karena kebaikan yang dilakukan secara konsisten bukan hanya membentuk kebiasaan, tetapi juga membentuk siapa diri kita sesungguhnya.
Filosofi Stoik yang Membumi
Sebagai pengajar filsafat di City College of New York, Pigliucci banyak mengadaptasi ajaran Stoikisme kuno ke dalam praktik kehidupan modern. Ia meyakini bahwa hidup yang baik bukan soal status atau pencapaian besar, tetapi soal bagaimana kita menjalani setiap hari dengan kebajikan, kesadaran, dan tanggung jawab pribadi.
Dalam Stoikisme, hidup dengan kebajikan berarti mempraktikkan nilai-nilai seperti keadilan, pengendalian diri, keberanian, dan kebijaksanaan dalam tindakan-tindakan nyata—termasuk dalam bentuk kebaikan kecil yang dilakukan tanpa pamrih.
Kebaikan yang Menular
Kebaikan itu seperti percikan api. Sekali dilakukan, bisa menyebar dan menular ke orang lain. Sebuah senyum bisa memperbaiki hari seseorang. Sebuah ucapan terima kasih bisa menumbuhkan semangat. Sebuah pertolongan kecil bisa memberi harapan. Dan semua itu tidak membutuhkan biaya besar—hanya niat dan kesadaran.
“Berbuat baik tidak perlu menunggu momen besar. Lakukan sekarang, dengan apa yang kamu punya,” tulis Pigliucci dalam salah satu bukunya.
Dalam dunia yang sering kali dipenuhi berita buruk dan pesimisme, kebaikan-kebaikan kecil inilah yang menjadi oase. Mereka menumbuhkan harapan, mempererat hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang lebih manusiawi.
Jadikan Kebaikan Sebagai Gaya Hidup
Jika kamu bertanya, “Apa yang bisa aku lakukan untuk membuat dunia ini lebih baik?”, jawabannya mungkin tidak jauh-jauh. Mulailah dari hal kecil: tersenyum, mendengarkan, membantu, menghargai, dan tidak menyakiti.
Massimo Pigliucci tidak mengajak kita menjadi pahlawan yang dielu-elukan. Ia hanya mengajak kita menjadi manusia yang lebih sadar, lebih tulus, dan lebih baik setiap hari—sedikit demi sedikit, tapi pasti.
Karena seperti kata bijaknya, kebaikan kecil yang dilakukan setiap hari akan jauh lebih berharga daripada satu tindakan besar yang hanya terjadi sekali.
Penutup: Mulai dari Hal Kecil, Sekarang Juga
Hidup tidak selalu memberi kita panggung untuk tampil spektakuler. Tapi setiap hari, kita selalu diberi kesempatan untuk berbuat baik, sekecil apa pun bentuknya. Dan justru dari situlah makna hidup yang sesungguhnya bisa kita temukan.
Jadi, jangan menunggu momen besar. Jangan menunggu kaya atau terkenal. Jadilah orang baik… hari ini, sekarang juga.