Renungan dari Marcus Aurelius: Menyambut Hidup dengan Kesadaran akan Kematian

Marcus Aurelius Kaisar Romawi dan Tokoh Stoikisme
Sumber :
  • thoughtco.com

Mengapa Kesadaran Akan Kematian Membuat Hidup Lebih Bermakna?

Melakukan Kebaikan untuk Orang Lain, Kebaikan untuk Diri Sendiri

Dalam berbagai tradisi filsafat dan kepercayaan, kesadaran akan kematian justru dianggap sebagai pemantik kehidupan yang lebih utuh. Psikolog Viktor Frankl, dalam bukunya Man’s Search for Meaning, juga menyebut bahwa makna hidup seringkali muncul dari kesadaran akan kefanaan. Kita menjadi lebih manusiawi ketika kita sadar bahwa waktu kita terbatas.

Konsep ini juga diakui dalam dunia kesehatan mental. Mindfulness atau kesadaran penuh adalah praktik yang kini banyak digunakan dalam terapi psikologis. Intinya adalah menjalani saat ini sepenuhnya, tanpa menyesali masa lalu dan tanpa takut berlebihan terhadap masa depan. Dan kesadaran bahwa hidup bisa berakhir kapan saja adalah salah satu cara paling kuat untuk hidup secara mindful.

Naval Ravikant: “Kaya adalah Ketika Anda Memiliki Lebih dari Cukup untuk Hidup Sesuai Keinginan”

Pelajaran dari Stoisisme

Stoisisme mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengontrol segala hal di luar diri kita. Namun kita punya kendali penuh atas reaksi kita. Dalam konteks kutipan Marcus Aurelius, kita diajak untuk tidak menunda-nunda kebaikan, tidak menunda keberanian, dan tidak menunda menjadi pribadi yang lebih baik.

Seneca: Matahari Juga Bersinar untuk Mereka yang Jahat – Pelajaran Kehidupan tentang Keadilan Alam

Jika hari ini adalah hari terakhir dalam hidupmu, apakah kamu akan tetap melakukan apa yang kamu lakukan hari ini? Pertanyaan sederhana itu bisa menjadi kompas moral yang luar biasa dalam mengambil keputusan sehari-hari.

Praktik Nyata dalam Kehidupan Sehari-Hari

Halaman Selanjutnya
img_title