Socrates Filsuf Buruk Rupa, Hidup Sederhana, dengan Metode Bertanya Bisa Merubah Peradaban Dunia
- Image Creator/Handoko
Di tengah pertarungan politik antara demokrat dan oligark di Athena, Socrates tidak memilih kubu. Ia menentang dan mendukung kebijakan dari kedua belah pihak—semua berdasarkan uji moralnya sendiri. Ketidakberpihakannya menjadi pedang bermata dua: ia punya sahabat di berbagai faksi, tetapi juga musuh tangguh di semua arah.
Warisan Abadi di Tengah Keraguan
Kisah hidup Socrates—wajahnya yang nyeri mata, gaya hidupnya yang tak biasa, pemikiran kritisnya yang menohok—semua terekam dalam tulisan Plato, Xenophon, dan drama Aristophanes. Meski ia tak pernah menulis sejengkal pun, suaranya hidup dalam warisan filsafat Barat. Patung dan lukisan abad kemudian tak sanggup sepenuhnya menangkap keanehan aslinya, tetapi nyawa dialognya terus menggugah pemikir generasi demi generasi.