Ryan Holiday: Setiap Orang Butuh Guru, Bukan Hanya dalam Menulis tapi Juga untuk Menjalani Hidup

Tokoh stoicisme modern Ryan Holiday
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA — Dalam dunia yang semakin individualistis dan cepat bergerak, banyak orang merasa harus menghadapi hidup sendiri. Namun bagi penulis dan filsuf modern Ryan Holiday, kemandirian bukan berarti menolak bimbingan. Justru sebaliknya, Holiday percaya bahwa setiap orang membutuhkan seorang guru—baik untuk menulis, berkarya, maupun menjalani hidup secara utuh. Keyakinan ini ia warisi dari filosofi Stoik, khususnya Marcus Aurelius, yang juga menyadari pentingnya kehadiran guru dalam pembentukan karakter.

Socrates: Keindahan Adalah Tirani yang Sementara

Dalam Meditations, Marcus Aurelius secara eksplisit mengakui banyak tokoh yang membentuknya: dari ayah angkatnya Antoninus Pius hingga guru-gurunya dalam bidang logika, etika, dan retorika. Ia menulis, “Aku belajar untuk mengerti bahwa kita perlu pelatih untuk menulis, seperti kita juga butuh pelatih untuk hidup.”

Ryan Holiday menyerap pelajaran ini sepenuhnya. Dalam banyak wawancara dan tulisan, ia kerap menyebut pentingnya sosok Robert Greene—penulis buku laris The 48 Laws of Power—yang ia anggap sebagai mentor utamanya. Dalam setiap buku yang dibaca atau ditulisnya, Holiday sering mencatat singkatan “RG” di pinggir halaman—bukan sekadar catatan teknis, melainkan sebagai pengingat akan bimbingan dan pengaruh Greene dalam kehidupannya.

Pierre Hadot: Jadilah Pelaku, Bukan Hanya Penonton, dalam Pencarian Makna Hidup Anda

Hubungan Murid dan Guru dalam Filsafat Stoik

Stoikisme sendiri lahir dari hubungan erat antara murid dan guru. Zeno dari Citium, pendiri Stoikisme, belajar dari Crates. Epictetus, seorang budak yang menjadi filsuf besar, mendapatkan kebebasannya dan kemudian membimbing banyak murid, termasuk Arrianus yang mencatat ajaran-ajarannya. Marcus Aurelius, sang kaisar filsuf, menulis Meditations sebagai semacam jurnal pribadi—sebuah percakapan dengan dirinya sendiri yang dibentuk oleh para guru yang ia hormati.

Pierre Hadot: Ketenangan Jiwa Bukanlah Ketiadaan Masalah, Melainkan Keberanian Menghadapinya

Dalam buku Lives of the Stoics, Holiday menekankan bahwa tak ada satupun filsuf besar yang menjadi hebat sendirian. Semua melewati proses panjang belajar dari orang lain, baik langsung maupun melalui buku dan pengalaman hidup.

Robert Greene: Guru dalam Kata dan Kehidupan

Halaman Selanjutnya
img_title