Pierre Hadot: “Latihan Mental adalah Jembatan antara Pikiran dan Tindakan”

Pierre Hadot
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, banyak orang merasa kehilangan kendali atas hidup mereka. Pikiran melompat ke sana kemari, emosi sering kali meledak tanpa kendali, dan tindakan pun tidak jarang menjadi reaktif ketimbang reflektif. Di tengah kebingungan ini, muncul sebuah kalimat dari seorang filsuf Prancis yang memberi kita arah baru: Latihan mental adalah jembatan antara pikiran dan tindakan.”

Chrysippus: "Jangan Takut Akan Perubahan, Sebab Perubahan Adalah Bagian dari Alam Semesta yang Selalu Bergerak Maju"

Kalimat dari Pierre Hadot ini terdengar sederhana, tetapi menyimpan makna mendalam yang jika dipahami dengan baik, bisa menjadi fondasi hidup yang lebih utuh dan bijaksana. Dalam dunia yang menuntut kita untuk cepat bertindak, Hadot mengingatkan pentingnya jeda yang sadar—sebuah ruang di mana kita bisa menyelaraskan apa yang kita pikirkan dengan apa yang kita lakukan.

Pierre Hadot: Filsuf yang Menghidupkan Filosofi sebagai Praktik Sehari-hari

Chrysippus: "Hidup adalah Rangkaian Sebab-Akibat; Pahamilah Bahwa Apa yang Terjadi, Terjadi Sesuai dengan Hukum Alam"

Pierre Hadot (1922–2010) dikenal sebagai salah satu filsuf modern yang berhasil membawa kembali semangat asli dari filsafat kuno. Dalam banyak karyanya, terutama Philosophy as a Way of Life, Hadot menjelaskan bahwa filsafat seharusnya tidak hanya menjadi kumpulan teori di kepala, melainkan sebuah latihan hidup yang membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak.

Hadot banyak menggali pemikiran para filsuf Stoik seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, yang semuanya menekankan pentingnya pengendalian diri dan latihan spiritual sebagai kunci untuk hidup yang bermakna. Menurut Hadot, inti dari filsafat bukanlah diskusi abstrak, tetapi tindakan nyata yang bersumber dari kesadaran mendalam akan diri dan dunia.

John Sellars: Kita Tidak Bisa Mengontrol Hasil, Tapi Bisa Mengontrol Cara Kita Bertindak

Apa yang Dimaksud dengan “Latihan Mental”?

Dalam konteks Hadot, latihan mental merujuk pada praktik sehari-hari yang melatih pikiran untuk tetap tenang, jernih, dan fokus. Ini bukan sekadar meditasi atau kontemplasi, tapi juga mencakup hal-hal seperti menulis jurnal, merenungkan nilai-nilai kebajikan, menyusun ulang persepsi terhadap peristiwa, dan mengamati reaksi emosi secara sadar.

Latihan mental membantu kita membangun kebiasaan berpikir yang sehat, sehingga ketika situasi sulit datang, kita tidak langsung dikuasai oleh impuls, melainkan mampu merespons dengan bijak. Inilah yang Hadot maksud dengan jembatan antara pikiran dan tindakan. Tanpa latihan, pikiran kita mungkin baik, tetapi tak pernah benar-benar tercermin dalam tindakan.

Dari Pikiran ke Tindakan: Mengapa Perlu Jembatan?

Berapa kali kita berkata, "Saya tahu ini salah, tapi saya tetap melakukannya"? Atau "Saya tahu saya harus sabar, tapi saya tetap marah"? Inilah celah antara pikiran dan tindakan yang sering membuat kita frustrasi dengan diri sendiri.

Pierre Hadot percaya bahwa latihan mental adalah jembatan yang menghubungkan apa yang kita tahu (pikiran) dengan apa yang kita lakukan (tindakan). Tanpa jembatan ini, pengetahuan hanya akan tinggal sebagai ide, dan tidak pernah menjadi kenyataan.

Latihan-latihan seperti membiasakan diri bertanya sebelum bertindak ("Apakah ini sesuai dengan nilai saya?"), mengulang afirmasi positif setiap pagi, atau sekadar refleksi harian di malam hari, adalah cara sederhana tapi efektif untuk memperkuat jembatan itu.

Latihan Mental dalam Tradisi Stoik

Hadot banyak mengambil inspirasi dari Stoicisme, terutama dalam bagaimana para filsuf kuno melatih diri mereka setiap hari untuk menjadi lebih bijaksana. Marcus Aurelius, misalnya, menulis jurnal malam yang isinya bukan sekadar catatan, tapi refleksi moral dan spiritual.

Epictetus mengajarkan untuk selalu menyadari apa yang berada dalam kendali kita dan apa yang tidak. Ini juga bentuk latihan mental yang menuntun kita untuk bertindak berdasarkan logika dan nilai, bukan berdasarkan dorongan sesaat.

Hadot menerjemahkan semua ini ke dalam bahasa dan konteks modern, menjadikannya relevan bagi kita yang hidup di tengah rutinitas, media sosial, pekerjaan, dan tekanan hidup lainnya.

Relevansi di Era Digital dan Kehidupan Modern

Di zaman sekarang, kita tidak kekurangan informasi. Justru yang kita butuhkan adalah kemampuan untuk menyaring dan mengelola informasi, serta ketenangan untuk tetap berpikir jernih di tengah kekacauan. Latihan mental bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan dasar bagi siapa pun yang ingin tetap waras dan terarah.

Pierre Hadot menawarkan cara yang sangat manusiawi untuk menjawab tantangan ini. Ia tidak meminta kita menjadi sempurna, tetapi mengajak kita untuk terus berlatih menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Latihan mental bukan berarti menjadi “dingin” terhadap emosi, tapi menjadi lebih sadar akan emosi itu dan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk bertindak bijak.

Menjadi Stoik Modern dengan Latihan Mental

Menjadi Stoik modern tidak berarti menolak teknologi atau perubahan zaman. Sebaliknya, ia berarti menggunakan kesadaran diri dan keteguhan batin untuk tetap tenang dan teguh di tengah arus yang deras.

Dengan menjadikan latihan mental sebagai bagian dari rutinitas harian—bahkan hanya lima menit sehari—kita sedang membangun jembatan yang kokoh antara pikiran dan tindakan. Dan dari situlah, kualitas hidup akan meningkat. Kita jadi lebih tenang, lebih fokus, dan lebih mampu mengambil keputusan yang selaras dengan nilai hidup kita.

Latihan yang Membentuk Hidup

Pierre Hadot telah memberikan kita warisan pemikiran yang tidak hanya relevan, tapi sangat dibutuhkan di masa sekarang. Kalimatnya, “Latihan mental adalah jembatan antara pikiran dan tindakan,” bukan hanya kutipan untuk dikagumi, tetapi panduan yang bisa kita praktikkan mulai hari ini.

Dengan latihan yang konsisten dan niat yang tulus, kita bisa mulai menjembatani jarak antara apa yang kita yakini dan apa yang kita lakukan. Dan di situlah, menurut Hadot dan para filsuf kuno, letak kehidupan yang bermakna sebenarnya dimulai.