Boethius: “Kebahagiaan Sejati Tidak Bergantung pada Hal-Hal Luar, Tetapi Tumbuh dari Dalam Hati”
- Image Creator Grok/Handoko
Resonansi dalam Dunia Modern
Meski hidup lebih dari 1500 tahun lalu, pesan Boethius tetap relevan hingga kini. Di era digital yang penuh tekanan sosial, perbandingan diri, dan kejaran pencapaian material, kutipan Boethius mengajak kita kembali merenungkan: dari mana kebahagiaan sejati sebenarnya berasal?
Apakah dari pencapaian di media sosial? Apakah dari pengakuan orang lain? Ataukah, seperti kata Boethius, kebahagiaan justru muncul saat hati selaras dengan kebaikan dan bebas dari ketergantungan pada hal luar?
Filsuf modern seperti Bertrand Russell hingga C.S. Lewis pun mengakui pengaruh Boethius. Bahkan Dante dalam Divine Comedy menempatkan Boethius di surga, sebagai lambang filsuf yang bijak dan beriman.
Filsuf yang Menyelamatkan Tradisi Kuno
Selain sebagai penulis karya filsafat, Boethius juga berjasa besar dalam menyelamatkan dan menerjemahkan pemikiran Yunani ke dalam bahasa Latin. Ia menerjemahkan karya-karya Aristoteles dan membawanya ke dunia Kristen Eropa. Karena jasanya inilah, Boethius sering disebut sebagai “Penerjemah Abad Pertengahan”.
Lewat jasanya, filsafat klasik bisa diteruskan dan menjadi fondasi bagi pemikir besar seperti Anselmus, Thomas Aquinas, hingga para filsuf skolastik. Ia bukan hanya filsuf penjara, tetapi juga jembatan sejarah yang menyambungkan dua zaman besar.