Dari Plato ke Kristus: Jalan Panjang Agustinus Menemukan Tuhan
- Image Creator Grok /Handoko
Jakarta, WISATA – Perjalanan spiritual seorang manusia sering kali tidaklah linier. Bagi Agustinus dari Hippo—seorang filsuf sekaligus teolog besar dalam sejarah Gereja Barat—jalan menuju Tuhan bukanlah jalur lurus tanpa rintangan, melainkan penuh kelokan, pencarian, dan kegelisahan intelektual. Salah satu hal paling menarik dalam kisah hidup Agustinus adalah bagaimana ia memulai pencariannya dari pemikiran Plato, sebelum akhirnya menemukan Kristus dan menjadi salah satu pilar utama dalam tradisi filsafat dan teologi Kristen.
Pengaruh Pemikiran Plato dalam Pencarian Awal
Agustinus muda adalah seorang pencari kebenaran yang haus akan jawaban. Dalam usianya yang produktif secara intelektual, ia menjelajahi berbagai aliran pemikiran, termasuk Manikheisme, Skeptisisme, dan kemudian filsafat Neoplatonisme, yang merupakan turunan dari ajaran Plato.
Filsafat Plato, dengan visinya tentang dunia ide, memberikan pondasi konseptual yang kuat bagi Agustinus. Ia tertarik pada gagasan tentang dunia yang lebih tinggi, abadi, dan tidak berubah, sebagaimana dikonsepkan dalam dunia ide Plato. Ini sangat kontras dengan dunia materi yang tampak sementara dan penuh ilusi. Bagi Agustinus, dunia ide tersebut menjadi titik terang pertama yang membantunya melihat kemungkinan akan eksistensi kebenaran mutlak dan Tuhan.
Dari Dunia Ide ke Pencarian Personal akan Tuhan
Meskipun pemikiran Plato memberikan struktur intelektual yang elegan, Agustinus merasa ada yang kurang: hubungan personal dan kasih. Di sinilah ia mulai mencari sesuatu yang lebih dari sekadar filsafat; ia mencari pengalaman spiritual yang menyentuh hati dan jiwa.
Ia kemudian mulai membaca Alkitab, yang sebelumnya ia pandang rendah karena gaya bahasanya yang sederhana. Namun, setelah bertemu dengan Ambrosius—uskup Milano yang fasih dalam filsafat—Agustinus mulai memahami bahwa iman Kristen tidak bertentangan dengan akal, melainkan justru menggenapi pencarian filosofis manusia.