Socrates: “Jangan kejar apa yang diinginkan orang banyak; kejar apa yang benar bagi jiwa Anda.”

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang serba cepat dan penuh hiruk-pikuk, suara hati sering kali terkubur di balik ekspektasi sosial, tekanan budaya, dan keinginan untuk disukai. Di tengah tantangan seperti itu, kutipan dari filsuf besar Socrates ini terasa seperti panggilan untuk kembali pada pusat kemanusiaan yang sejati: jiwa.

Tips Menghadapi Perubahan Hidup Menurut Chrysippus

“Jangan kejar apa yang diinginkan orang banyak; kejar apa yang benar bagi jiwa Anda.” Pernyataan ini bukan hanya nasihat sederhana, tetapi prinsip hidup yang mengakar dalam etika dan filsafat eksistensial Socrates. Dalam kutipan ini, tersimpan sebuah ajakan yang kuat untuk hidup secara otentik, tidak mengikuti arus mayoritas semata-mata demi kenyamanan atau penerimaan sosial, tetapi menggali ke dalam nurani dan menemukan kebenaran yang personal dan mendalam.

Jalan Kebenaran, Bukan Popularitas

Hidup Selaras dengan Alam: Ajaran Stoik Chrysippus yang Terlupakan

Socrates mengkritik budaya Athena yang menurutnya terlalu mengutamakan penampilan luar, popularitas, dan kekayaan materi. Ia melihat bahwa banyak orang tersesat dalam mengejar hal-hal yang dikagumi oleh mayoritas, padahal tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang sejati.

Dalam pengadilan yang akhirnya menghukumnya mati, Socrates tetap teguh dengan prinsip ini. Ia menolak untuk “bermain aman” hanya demi menyelamatkan hidupnya. Baginya, menjalani hidup yang tidak diperiksa adalah hidup yang tidak layak dijalani. Ia menempatkan kebajikan dan kebenaran di atas keselamatan pribadi, apalagi sekadar reputasi.

5 Cara Hidup Tenang ala Chrysippus yang Bisa Anda Coba Hari Ini

Kebenaran bagi Socrates tidak ditentukan oleh suara terbanyak. Ia percaya bahwa setiap individu harus mencari dan merumuskan kebenaran melalui dialog, perenungan, dan kesadaran batin. Jiwa tidak akan tenang bila hidup hanya mengikuti keinginan orang lain, dan kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai saat seseorang hidup selaras dengan suara hatinya sendiri.

Jiwa sebagai Pusat Nilai Manusia

Socrates adalah salah satu filsuf pertama yang memusatkan filsafat pada jiwa manusia. Ia tidak tertarik membahas alam semesta sebagaimana para filsuf alam sebelumnya. Baginya, jiwa adalah inti dari keberadaan manusia dan satu-satunya bagian diri yang layak diperjuangkan.

Dengan mengatakan bahwa seseorang harus mengejar apa yang benar bagi jiwanya, Socrates mengajarkan bahwa hidup yang baik bukanlah hidup yang dipenuhi oleh kekayaan, kehormatan, atau kesenangan, tetapi hidup yang dijalani dalam harmoni dengan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, keberanian, dan kesederhanaan.

Dalam dialog-dialog yang ditulis oleh Plato, muridnya, Socrates sering mendorong lawan bicaranya untuk menanyakan ulang keyakinan mereka sendiri. Ia percaya bahwa hanya dengan mempertanyakan dan menguji keyakinan internal, seseorang bisa benar-benar mengetahui apakah jalan hidupnya selaras dengan kebajikan atau sekadar hasil dari tekanan sosial dan budaya.

Keteguhan dalam Integritas Diri

Kutipan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya integritas. Ketika seseorang memilih untuk mengejar yang benar bagi jiwanya, ia sedang membangun kehidupan yang berakar pada kejujuran, bukan kemunafikan. Ia bersedia menghadapi kesulitan atau ketidakpopuleran demi hidup sesuai nilai-nilai yang diyakininya benar.

Socrates tidak mengatakan bahwa mengejar suara hati akan selalu mudah. Justru sebaliknya, ia tahu bahwa jalan ini akan menantang, bahkan berisiko. Namun, itulah yang membuatnya bermakna. Ketenangan batin dan keutuhan moral jauh lebih berharga daripada kenyamanan yang palsu.

Relevansi di Zaman Modern

Dalam era media sosial dan opini publik yang mendominasi, pesan Socrates ini menjadi sangat relevan. Banyak orang merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan tren, standar kecantikan, kesuksesan, atau gaya hidup tertentu hanya karena “semua orang” melakukannya. Namun, tanpa disadari, banyak dari mereka yang justru kehilangan jati diri dan kedamaian batin.

Socrates mengajak kita untuk berhenti sejenak dan bertanya: Apakah yang saya kejar sungguh-sungguh mencerminkan nilai-nilai terdalam dalam diri saya? Apakah saya hidup sesuai suara hati saya, atau hanya mengikuti sorakan massa?

Penutup: Keberanian Menjadi Diri Sendiri

“Jangan kejar apa yang diinginkan orang banyak; kejar apa yang benar bagi jiwa Anda.” Kalimat ini adalah ajakan untuk menjalani hidup yang otentik, berani, dan penuh kebijaksanaan. Socrates ingin kita menjadi manusia yang tidak hanya hidup karena kebetulan, tapi hidup dengan kesadaran penuh tentang siapa kita, apa yang kita yakini, dan bagaimana kita menjalani hidup.

Menjadi diri sendiri mungkin tidak selalu mudah, tetapi itulah jalan menuju kedamaian batin dan kebajikan sejati. Dan seperti yang diyakini Socrates, hanya jiwa yang hidup dalam kebenaranlah yang akan menemukan kebahagiaan sejati.