Socrates: “Jangan kejar apa yang diinginkan orang banyak; kejar apa yang benar bagi jiwa Anda.”
- Image Creator/Handoko
Socrates adalah salah satu filsuf pertama yang memusatkan filsafat pada jiwa manusia. Ia tidak tertarik membahas alam semesta sebagaimana para filsuf alam sebelumnya. Baginya, jiwa adalah inti dari keberadaan manusia dan satu-satunya bagian diri yang layak diperjuangkan.
Dengan mengatakan bahwa seseorang harus mengejar apa yang benar bagi jiwanya, Socrates mengajarkan bahwa hidup yang baik bukanlah hidup yang dipenuhi oleh kekayaan, kehormatan, atau kesenangan, tetapi hidup yang dijalani dalam harmoni dengan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, keberanian, dan kesederhanaan.
Dalam dialog-dialog yang ditulis oleh Plato, muridnya, Socrates sering mendorong lawan bicaranya untuk menanyakan ulang keyakinan mereka sendiri. Ia percaya bahwa hanya dengan mempertanyakan dan menguji keyakinan internal, seseorang bisa benar-benar mengetahui apakah jalan hidupnya selaras dengan kebajikan atau sekadar hasil dari tekanan sosial dan budaya.
Keteguhan dalam Integritas Diri
Kutipan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya integritas. Ketika seseorang memilih untuk mengejar yang benar bagi jiwanya, ia sedang membangun kehidupan yang berakar pada kejujuran, bukan kemunafikan. Ia bersedia menghadapi kesulitan atau ketidakpopuleran demi hidup sesuai nilai-nilai yang diyakininya benar.
Socrates tidak mengatakan bahwa mengejar suara hati akan selalu mudah. Justru sebaliknya, ia tahu bahwa jalan ini akan menantang, bahkan berisiko. Namun, itulah yang membuatnya bermakna. Ketenangan batin dan keutuhan moral jauh lebih berharga daripada kenyamanan yang palsu.
Relevansi di Zaman Modern