Menuju Pot Kedua: Satu Jalan Timnas Indonesia U-17 untuk Meningkatkan Status di Piala Dunia U-17 2025

Jakarta, WISATA — Harapan baru tengah menggelora bagi Timnas Indonesia U-17. Setelah memastikan tiket ke putaran final Piala Dunia U-17 2025, skuad muda Garuda kini punya peluang besar untuk naik kelas dalam pembagian pot drawing fase grup—dan bukan main-main, mereka bisa langsung melesat ke pot kedua, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola usia muda Indonesia.

Namun, untuk bisa sampai ke sana, hanya ada satu hal penting yang harus mereka lakukan: menjadi juara Piala Asia U-17 2025. Ya, hanya trofi tertinggi di level Asia yang bisa membuka gerbang ke level yang lebih tinggi di panggung dunia.

Format Baru Piala Dunia U-17: Peluang dan Tantangan

FIFA telah resmi mengumumkan perubahan besar pada format Piala Dunia U-17 mulai edisi 2025. Jumlah peserta diperluas dari 24 menjadi 48 tim, menciptakan lebih banyak ruang bagi negara-negara yang selama ini belum punya tempat di turnamen akbar tersebut. Indonesia adalah salah satu negara yang diuntungkan, tetapi tantangan juga membesar.

Negara-negara seperti Fiji, Zambia, dan Republik Irlandia dipastikan akan menjalani debut mereka di ajang ini. Mereka datang tanpa beban dan juga tanpa catatan sejarah, yang dalam konteks ini berarti koefisien poin nol karena belum pernah berpartisipasi dalam lima edisi terakhir turnamen.

Inilah yang membedakan mereka dari Indonesia.

Koefisien FIFA dan Perhitungan Pot Drawing

Halaman Selanjutnya

Dalam menentukan pembagian pot pada drawing fase grup, FIFA menggunakan sistem koefisien yang dihitung berdasarkan performa negara-negara peserta pada lima edisi terakhir Piala Dunia U-17: 2023, 2019, 2017, 2015, dan 2013. Performa terbaru diberikan bobot paling besar—edisi 2023 dihitung 100 persen, sedangkan empat edisi sebelumnya diberi bobot berturut-turut 80 persen, 60 persen, 40 persen, dan 20 persen.