Donald Robertson: Kehidupan yang Baik Bukanlah tentang Memiliki Lebih Banyak, tetapi tentang Membutuhkan Lebih Sedikit

Donald Robertson, Tokoh Stoik Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Di era modern ini, kita terus dibombardir dengan iklan, promosi, dan tren konsumtif yang membuat kita percaya bahwa kebahagiaan bisa dibeli. Semakin banyak kita memiliki, semakin bahagia kita—begitu narasi yang sering didorong oleh budaya konsumsi. Namun, psikoterapis dan filsuf modern Donald Robertson menantang asumsi ini dengan pernyataannya yang tajam: “Kehidupan yang baik bukanlah tentang memiliki lebih banyak, tetapi tentang membutuhkan lebih sedikit.”

Stoikisme Modern: Bagaimana Naval Ravikant Menaklukkan Dunia dengan Pikiran Tenang

Pernyataan ini bukan sekadar nasihat motivasi, melainkan sebuah konsep filosofis yang telah ada sejak zaman Yunani kuno, terutama dalam ajaran Stoikisme. Para filsuf Stoik, seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius, telah lama mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta benda atau kesenangan duniawi, tetapi pada ketenangan batin dan pengendalian diri.

Ilusi Kebahagiaan Melalui Kepemilikan

Rahasia Kebebasan Mental ala Naval Ravikant: Uang Bukan Segalanya

Banyak orang beranggapan bahwa semakin banyak mereka memiliki, semakin bahagia hidup mereka. Rumah yang lebih besar, mobil yang lebih mewah, atau gawai terbaru dianggap sebagai simbol kesuksesan. Namun, kenyataannya, memiliki lebih banyak sering kali justru membawa lebih banyak beban—baik secara emosional maupun finansial.

Sebagai contoh, seseorang yang membeli mobil mewah mungkin akan merasa bangga dan puas pada awalnya. Namun, seiring waktu, kepemilikan itu bisa berubah menjadi sumber stres karena cicilan yang harus dibayar, perawatan yang mahal, atau rasa takut kehilangan. Alih-alih mendatangkan ketenangan, memiliki lebih banyak sering kali justru memperbesar kekhawatiran.

Naval Ravikant: Filsuf Finansial yang Mengajarkan Cara Menjadi Kaya dan Bahagia

Robertson menyoroti bahwa kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari akumulasi barang, tetapi dari bagaimana kita mendefinisikan kepuasan. Jika kita selalu mengejar hal-hal eksternal untuk merasa bahagia, maka kita akan terus berada dalam siklus tanpa akhir, selalu menginginkan lebih tanpa pernah benar-benar puas.

Filosofi Stoik: Hidup Sederhana dan Bebas dari Keterikatan

Dalam Stoikisme, hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kemiskinan atau menolak kenyamanan, tetapi lebih kepada memiliki kesadaran akan apa yang benar-benar penting. Marcus Aurelius dalam Meditations mengingatkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang esensial dan menghindari terjebak dalam keinginan yang berlebihan.

Epictetus, seorang filsuf Stoik yang pernah hidup sebagai budak, bahkan menegaskan bahwa seseorang yang tidak bergantung pada hal-hal materi adalah orang yang benar-benar bebas. Menurutnya, ketenangan batin hanya bisa dicapai jika kita tidak terlalu melekat pada kepemilikan dan mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri.

Cara Menerapkan Prinsip Ini dalam Kehidupan Sehari-hari

Robertson mengajarkan bahwa kita dapat mulai menerapkan prinsip ini dengan beberapa langkah sederhana:

1. Evaluasi Kebutuhan vs. Keinginan

Tanyakan pada diri sendiri, apakah sesuatu yang ingin kita beli benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sesaat? Dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kita bisa lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya kita.

2. Latihan Minimalisme Mental

Minimalisme bukan hanya tentang memiliki lebih sedikit barang, tetapi juga tentang menyederhanakan pola pikir. Jangan terlalu terikat pada hal-hal eksternal untuk menentukan kebahagiaan. Latih diri untuk menemukan kepuasan dalam hal-hal sederhana, seperti membaca buku, menikmati secangkir kopi, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

3. Kurangi Ketergantungan pada Pengakuan Orang Lain

Banyak orang menginginkan lebih banyak bukan karena mereka benar-benar membutuhkannya, tetapi karena ingin diakui oleh orang lain. Dengan memahami bahwa harga diri kita tidak bergantung pada kepemilikan materi, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih bermakna.

4. Latih Diri untuk Bersyukur

Bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini adalah kunci untuk merasa cukup. Jika kita selalu melihat apa yang kurang, kita akan terus merasa tidak puas. Namun, jika kita bisa mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup, kita akan lebih mudah menemukan kebahagiaan yang sejati.

5. Sadari bahwa Kehidupan yang Baik Adalah tentang Kualitas, Bukan Kuantitas

Alih-alih mengejar lebih banyak barang, lebih banyak uang, atau lebih banyak pengakuan, cobalah fokus pada kualitas hidup. Bangun hubungan yang bermakna, pelihara kesehatan mental, dan jalani kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai yang kita yakini.

Hidup Lebih Tenang dengan Membutuhkan Lebih Sedikit

Ketika kita mulai memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari memiliki lebih banyak, tetapi dari membutuhkan lebih sedikit, kita akan merasakan kebebasan yang luar biasa. Tidak ada lagi tekanan untuk terus mengejar sesuatu yang tidak pernah cukup, tidak ada lagi ketakutan kehilangan apa yang telah dimiliki.

Donald Robertson, melalui ajaran Stoiknya, mengingatkan kita bahwa kehidupan yang baik bukanlah tentang seberapa besar rumah kita, seberapa mahal pakaian kita, atau seberapa banyak uang di rekening kita. Kehidupan yang baik adalah tentang seberapa damai dan puas kita dengan apa yang sudah ada.

Pada akhirnya, semakin kita bisa melepaskan ketergantungan pada hal-hal eksternal, semakin kita bisa menemukan kebahagiaan sejati di dalam diri sendiri. Dan itulah esensi dari filosofi Stoikisme—hidup dengan kesadaran, kesederhanaan, dan kebijaksanaan.