Orang Eropa, Pribumi, dan Timur Asing: Sejarah Klasifikasi Penduduk di Indonesia
- Kutipan Layar Youtube Bimo K.A
Pribumi: Penduduk Asli yang Terpinggirkan
Di sisi lain, Pribumi atau penduduk asli yang mendiami nusantara sejak lama mendapati nasib yang jauh berbeda. Meskipun mereka merupakan penghuni asli wilayah tersebut, pada masa kolonial mereka sering kali diperlakukan dengan diskriminasi dan dianggap lebih rendah secara hukum serta sosial.
Pribumi tidak mendapatkan hak istimewa seperti yang dinikmati oleh orang Eropa. Mereka biasanya ditempatkan di wilayah yang terpisah dan harus mematuhi aturan yang ketat dari pemerintah kolonial. Segala aspek kehidupan mereka, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga hak kepemilikan tanah, diatur sedemikian rupa sehingga posisi mereka selalu berada di bawah kelas penguasa.
Selain itu, VOC dan pemerintah kolonial selanjutnya menetapkan peraturan yang membatasi kebebasan pribumi. Misalnya, mereka dilarang untuk mengenakan pakaian atau atribut tertentu yang dianggap "serupa" dengan orang Eropa. Kebijakan seperti ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga jarak sosial, tetapi juga untuk menegaskan perbedaan identitas antara penduduk asli dan penduduk asing.
Meskipun demikian, masyarakat pribumi memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang sangat kuat. Nilai-nilai adat dan kearifan lokal yang mereka anut sering kali bertentangan dengan kebijakan kolonial yang lebih mementingkan kepentingan ekonomi dan politik. Perbedaan inilah yang menyebabkan adanya konflik dan perlawanan, meskipun pada akhirnya sistem klasifikasi tetap berlangsung dan memberikan dampak yang mendalam terhadap struktur sosial di Indonesia.
Timur Asing: Antara Perdagangan dan Diaspora
Kategori ketiga dalam sistem klasifikasi penduduk adalah Timur Asing. Kelompok ini mencakup berbagai etnis yang berasal dari luar nusantara, terutama dari Tiongkok, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Mereka sering disebut sebagai "Vreemde Oosterlingen" oleh pihak kolonial.
Para pendatang dari Tiongkok, Arab, dan India datang ke wilayah Hindia Belanda dengan tujuan utama berdagang. Mereka membawa keahlian dalam bidang perdagangan dan kerajinan, serta menawarkan produk-produk yang sangat diminati di pasar lokal. Meskipun tidak memiliki status yang setara dengan orang Eropa, mereka memainkan peran penting dalam perekonomian kolonial.