Tempat Berlindung dari Kepunahan Massal Terburuk dalam Sejarah Bumi Ditemukan dalam Bentuk Fosil di Tiongkok
- Instagram/ihpitponig
Hal ini konsisten dengan bukti lain dari Afrika dan Argentina, di mana populasi tanaman tampaknya telah bergeser secara bertahap alih-alih mati secara dramatis dan kemudian berkembang biak kembali.
Tumbuhan darat memiliki banyak adaptasi yang memungkinkan mereka bertahan hidup dari kepunahan ini. Misalnya, mereka memiliki struktur bawah tanah, akar atau batang, yang dapat bertahan hidup mungkin ratusan tahun. Benih juga dapat bertahan lama.
Kelangsungan hidup ini mungkin saja terjadi di daerah-daerah yang lembap dan berada di garis lintang tinggi. Lokasi di Xinjiang dulunya dipenuhi danau dan sungai, beberapa ratus mil dari pantai. Tempat-tempat lain yang memiliki tempat perlindungan tanaman, seperti Argentina, juga berada di garis lintang tinggi pada Permian, jauh dari khatulistiwa yang suhunya paling panas.
Pada akhir Permian dan awal Trias, iklim menjadi sedikit lebih kering di wilayah yang sekarang disebut Xinjiang — tetapi tidak cukup kering untuk menyebabkan penggundulan hutan.
Temuan-temuan ini telah menimbulkan perdebatan mengenai apakah kepunahan massal terbesar yang pernah ada layak disebut di daratan.
Kepunahan akhir Permian sangat menarik bagi para ilmuwan karena dipicu oleh gas rumah kaca, seperti halnya perubahan iklim saat ini. Situasinya jauh lebih ekstrem saat itu, yaitu lapisan es di kutub mencair sepenuhnya, situasi yang akan menyebabkan permukaan laut naik hingga 230 kaki (70 meter) saat ini.
Namun, manusia mungkin sama mematikannya dengan gunung berapi raksasa. Sebuah studi tahun 2020, misalnya, menemukan bahwa peristiwa kepunahan yang lebih kecil pada akhir Trias (201 juta tahun lalu) didorong oleh denyut gas rumah kaca dari gunung berapi yang berskala serupa dengan apa yang diperkirakan akan dipancarkan manusia pada akhir abad ini. Mempelajari bencana purba ini dapat memberi kita gambaran tentang apa yang diharapkan pada tingkat karbon dioksida atmosfer yang belum pernah dialami manusia.