Temuan Gigi dari Situs di Mongolia Melacak Jejak Prajurit Perang Xiongnu dan Menjelaskan Strategi Militer Dinasti Han

Rekonstruksi Perang Xiongnu
Sumber :
  • Instagram/harmjan_boven

Malang, W ISATA – Informasi baru tentang pemakaman massal yang ditemukan di situs Bayanbulag di Mongolia, yang diperkirakan menyimpan sisa-sisa prajurit Han yang berpartisipasi dalam Perang Han-Xiongnu, telah terungkap oleh penelitian bioarkeologi baru-baru ini. 

Makam 'Putri Merah Jalur Sutra' Berusia 2.200 Tahun Ditemukan di Tiongkok dengan Gigi Bernoda Cinnabar Beracun

Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Jilin di Tiongkok ini menggunakan pendekatan multidisiplin yang mencakup analisis genetik, isotop dan osteologi untuk menentukan asal-usul dan nasib individu-individu ini. Penemuan ini memberikan pandangan unik tentang kehidupan prajurit biasa yang kehilangan nyawa mereka dalam perang dan menjelaskan strategi militer Dinasti Han

Selama lebih dari satu abad di awal Zaman Besi, Kekaisaran Han dan konfederasi Xiongnu terlibat dalam sejumlah konflik militer yang dikenal sebagai Perang Han-Xiongnu. Geopolitik Eurasia Timur dibentuk secara signifikan oleh konflik-konflik ini, yang berdampak pada pola migrasi, pertukaran budaya dan kendali teritorial. Akan tetapi, sebagian besar catatan sejarah tentang konflik-konflik ini ditulis dari sudut pandang Han, yang sering kali menyoroti kemenangan strategis dan tokoh-tokoh politik sambil mengabaikan pengalaman para prajurit secara individu.

Arkeolog Temukan Bukti Hunian Neanderthal di Gua Ghamari, Iran

Meskipun ditemukan pada tahun 1957, situs Bayanbulag tidak digali secara ekstensif hingga tahun 2009, ketika tim arkeolog multinasional menemukan tanda-tanda bangunan berbenteng. Lokasi tersebut sebelumnya merupakan pos militer, sebagaimana dibuktikan oleh artefak, termasuk keramik bergaya Han, peralatan besi, peralatan militer, koin dan stempel tanah liat dengan tanda pejabat Han di atasnya. Itu mungkin Shouxiangcheng atau 'Benteng untuk Menerima Penyerahan,' yang dibangun oleh Kekaisaran Han pada tahun 104 SM, sebagaimana tercatat dalam catatan sejarah.

Pemakaman massal dengan lebih dari 20 kerangka yang terpotong-potong beberapa di antaranya dalam posisi berlutut, yang mengindikasikan kemungkinan eksekusi ritual atau hukuman disiplin merupakan salah satu temuan paling mengejutkan di situs tersebut. Pemenggalan kepala dan anggota tubuh yang terputus merupakan salah satu tanda trauma parah yang ditemukan dalam analisis osteologis awal, yang menunjukkan kematian akibat kekerasan. Namun, hingga perkembangan terkini dalam bioteknologi memungkinkan para ilmuwan untuk mengekstraksi dan memeriksa DNA purba dan tanda-tanda isotop, identitas individu-individu ini tetap menjadi misteri.

Kucing Peliharaan Tiba di Tiongkok Melalui Jalur Sutra 1.400 Tahun Lalu

Kerangka Prajurit Han yang Terpotong

Photo :
  • Instagram/archiuk

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science, 14 sampel gigi dari pemakaman tersebut dianalisis oleh para peneliti untuk menentukan asal-usul genetik dan geografis individu-individu tersebut. Semua individu tersebut terbukti berjenis kelamin laki-laki melalui pengurutan genom secara menyeluruh dan 11 di antaranya menunjukkan hubungan genetik yang substansial dengan populasi Han Tiongkok kuno dan modern dari Tiongkok Utara. 

Halaman Selanjutnya
img_title