Makam 'Putri Merah Jalur Sutra' Berusia 2.200 Tahun Ditemukan di Tiongkok dengan Gigi Bernoda Cinnabar Beracun
- Instagram/arkeofili
Malang, WISATA – Di Cekungan Turpan di wilayah Xinjiang, Tiongkok, para arkeolog menemukan bukti luar biasa dari seorang wanita berusia 2.200 tahun yang giginya diwarnai merah dengan mineral berbasis merkuri yang sangat beracun yang dikenal sebagai cinnabar. Meskipun penemuan ini menjelaskan praktik spiritual dan budaya peradaban Jalur Sutra kuno, ini adalah kasus pertama di mana pewarnaan gigi manusia dengan cinnabar telah diidentifikasi.
Penemuan luar biasa ini dilakukan di sebuah pemakaman di Shengjindian, sebuah tanah pemakaman yang digunakan antara tahun 202 SM dan 8 M pada masa Dinasti Han Barat. Pemakaman ini terletak di sepanjang Jalur Sutra, rute perdagangan yang menghubungkan Tiongkok dengan seluruh dunia kuno. Dari semua makam yang digali dalam penggalian tersebut, satu makam benar-benar menonjol: makam seorang wanita muda, kemungkinan besar berusia antara 20 hingga 25 tahun pada saat meninggal, yang giginya menunjukkan jejak pigmen merah terang.
Analisis ilmiah tingkat lanjut menggunakan spektroskopi Raman, fluoresensi sinar-X dan spektroskopi inframerah transformasi Fourier mengonfirmasi bahwa pigmen tersebut memang cinnabar, yang mungkin terikat dengan protein hewani, seperti kuning telur atau putih telur. Para peneliti telah menjulukinya sebagai 'Putri Merah dari Jalur Sutra,' yang diambil dari nama 'Ratu Merah' dari Palenque, seorang wanita bangsawan Maya yang ditemukan berlumuran cinnabar di Meksiko.
Cinnabar, yang terdiri dari merkuri sulfida, memiliki tempat khusus di banyak masyarakat kuno meskipun beracun. Orang-orang menggunakan mineral merah ini dalam upacara pemakaman, lukisan dan alkimia. Mereka menganggapnya memiliki kekuatan magis dan dapat menyembuhkan penyakit.
Di Tiongkok, pigmen ini digunakan untuk dekorasi, upacara pemakaman dan bahkan ramuan keabadian, meskipun berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Penggunaan cinnabar pada gigi Putri Merah masih menjadi teka-teki, karena tidak ada tambang cinnabar yang diketahui di Cekungan Turpan. Para ahli berspekulasi bahwa cinnabar mungkin telah sampai di daerah tersebut dari daerah lain seperti Tiongkok barat daya, Asia Barat atau bahkan Eropa, tempat penambangan cinnabar sangat menonjol.
Ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara para ahli tentang mengapa gigi diwarnai dengan cinnabar. Beberapa berpendapat bahwa praktik ini mungkin berkaitan dengan kepercayaan perdukunan, dengan warna merah yang melambangkan kehidupan, kematian dan spiritualitas. Gigi dipuja sebagai tempat bersemayam jiwa dalam beberapa tradisi kuno, yang menyebabkan para cendekiawan berteori bahwa gigi wanita itu mungkin merupakan bagian dari ritual untuk memastikan keabadiannya di akhirat.
Dr. Li Sun, seorang profesor geologi di Collin College di Texas menjelaskan bahwa dari persiapan pigmen hingga pengaplikasiannya yang berulang di dalam mulut, wanita tersebut dan para pembantunya mungkin telah menghirup uap merkuri, yang diketahui menyebabkan efek neurologis yang parah.