Kalam Ramadhan: Ilmu yang Bermanfaat – Nasihat Imam Syafi’i kepada Muridnya

Kalam Ramadhan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Imam Syafi’i mengajarkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah cahaya yang menerangi kehidupan. Ia berpendapat bahwa ilmu yang tidak diamalkan baknya seperti pelita yang padam. Cahaya ilmu tidak hanya menerangi jalan seseorang dalam kegelapan kehidupan, tetapi juga membimbing untuk mengambil keputusan yang benar serta meningkatkan kualitas ibadah. Dalam salah satu nasihatnya, beliau menekankan bahwa ilmu harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga setiap pengetahuan yang diperoleh menjadi ladang amal yang berkelanjutan.

Menjadi Seperti Tuhan: Tujuan Akhir Kehidupan Menurut Socrates

2. Mengintegrasikan Ilmu dan Amal

Menurut Imam Syafi’i, ilmu yang sejati harus diiringi dengan amal nyata. Ia berpesan kepada murid-muridnya untuk selalu mengamalkan apa yang telah mereka pelajari. Bagi beliau, ilmu yang hanya dipelajari untuk kepentingan akademis tanpa diterjemahkan ke dalam perbuatan sehari-hari, sama saja dengan harta yang tidak pernah digunakan. Nasihat ini sangat relevan, terutama di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, di mana informasi mudah diakses namun pengamalan nilai-nilai keislaman seringkali terabaikan.

Ingin Mengubah Dunia? Robert Rosenkranz: “Mulailah dengan Mengendalikan Pikiran Sendiri”

3. Keutamaan Ilmu yang Membawa Manfaat Sosial

Imam Syafi’i tidak hanya mengajarkan pentingnya ilmu untuk pengembangan diri, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan keadilan. Beliau mendorong murid-muridnya untuk tidak sekadar menuntut ilmu demi kecemerlangan pribadi, melainkan untuk berkontribusi positif kepada lingkungan sekitar. Pesan ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan pendidikan dan dakwah yang lebih inklusif serta berorientasi pada perubahan sosial.

“Bersikap Rasional Adalah Bentuk Kasih Sayang terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain” – Refleksi dari Robert Rosenkraz

4. Menghindari Ilmu yang Menyimpang dari Kebenaran

Dalam setiap nasihatnya, Imam Syafi’i selalu menekankan bahwa ilmu yang bermanfaat haruslah berlandaskan pada kebenaran dan kejujuran. Ilmu yang disalahgunakan atau diselewengkan dari prinsip-prinsip Islam akan mendatangkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun umat. Oleh karena itu, beliau selalu mengingatkan agar setiap pencari ilmu senantiasa berpegang pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber kebenaran. Dengan demikian, ilmu yang diperoleh akan terhindar dari penyelewengan dan selalu membawa kepada kebaikan serta keberkahan.

Relevansi Nasihat Imam Syafi’i di Era Modern

Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, tantangan dalam menimba dan mengamalkan ilmu yang bermanfaat semakin kompleks. Meskipun zaman telah berubah, prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Imam Syafi’i tetap relevan dan dapat dijadikan pedoman dalam menghadapi permasalahan zaman sekarang.

1. Memanfaatkan Teknologi untuk Menyebarkan Ilmu

Halaman Selanjutnya
img_title