Mutiara Hikmah: Muhammad Ibn Wasi, Kekuatan Doa dan Ketundukan di Hadapan Ilahi
- Image Creator Grok/Handoko
Malang, WISATA - Dalam sejarah Islam, terdapat sosok-sosok yang namanya tak selalu dikenal luas, tetapi jejak ketakwaan dan keikhlasannya menginspirasi generasi demi generasi. Salah satunya adalah Muhammad Ibn Wasi' Al-Azdi, seorang ulama dan sufi yang dikenal dengan kekuatan doanya, ketundukan tanpa batas kepada Allah, serta keteguhan hatinya dalam menjalani kehidupan penuh kesederhanaan dan ketaatan.
Muhammad Ibn Wasi': Sosok yang Penuh Kebijaksanaan dan Ketakwaan
Muhammad Ibn Wasi' Al-Azdi hidup pada abad pertama Hijriah, di era para tabi'in—generasi yang datang setelah sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, zuhud (tidak terikat dengan dunia), dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah melalui doa dan munajatnya yang luar biasa.
Dikisahkan bahwa ia memiliki kebiasaan menangis dalam salatnya karena merasa begitu kecil di hadapan kebesaran Allah. Ia juga terkenal sebagai seorang pejuang yang tak hanya berjuang dengan pedang di medan perang, tetapi juga dengan doanya yang penuh keikhlasan. Baginya, doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga bukti ketundukan total kepada Allah.
Kekuatan Doa yang Menggetarkan
Salah satu kisah yang terkenal tentang Muhammad Ibn Wasi' adalah ketika ia sedang berada di medan perang. Seorang pemimpin pasukan bertanya kepadanya, "Apa yang kau bawa sebagai persiapan untuk pertempuran ini?" Ia menjawab dengan tenang, "Aku membawa doa, karena aku tahu doa lebih kuat daripada senjata mana pun di dunia ini."
Jawaban ini menunjukkan keyakinannya bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, dan bahwa kemenangan sejati datang dari pertolongan-Nya. Kekuatan doanya begitu dahsyat hingga banyak orang yang menyaksikan bagaimana doanya sering dikabulkan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
