Sharon Lebell: Kebahagiaan Sejati Tidak Datang dari Hal-Hal Eksternal, tetapi dari Cara Memandang dan Merespons Dunia
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang semakin sibuk dan penuh tekanan, banyak orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Harta, status sosial, dan pencapaian eksternal sering kali dianggap sebagai tolok ukur kebahagiaan. Namun, Sharon Lebell, seorang penulis dan filsuf kontemporer yang banyak dikenal melalui bukunya The Art of Living, memiliki pandangan berbeda. Baginya, kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang bergantung pada faktor luar, tetapi berasal dari bagaimana kita memandang dan merespons dunia di sekitar kita.
Kebahagiaan: Sebuah Perjalanan ke Dalam Diri
Dalam berbagai kesempatan, Sharon Lebell menekankan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau diperoleh dari luar diri kita. Ia sejalan dengan ajaran filsafat Stoik, terutama pemikiran Epictetus, yang menegaskan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar dirinya, tetapi memiliki kendali penuh atas cara mereka merespons keadaan tersebut. Konsep ini menjadi dasar pemikirannya dalam menyederhanakan ajaran Stoikisme agar lebih relevan bagi masyarakat modern.
Menurut Lebell, ketika seseorang bergantung pada faktor eksternal untuk merasa bahagia, mereka akan mudah kecewa. Hal ini karena dunia luar penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengembangkan perspektif yang lebih dalam dan sadar terhadap kebahagiaan sejati.
Melepaskan Kendali atas Hal-Hal yang Tidak Bisa Dikendalikan
Salah satu inti dari filsafat Stoik yang diajarkan Sharon Lebell adalah kemampuan untuk membedakan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang menghabiskan energi mereka dengan mencoba mengendalikan sesuatu yang di luar jangkauan mereka, seperti opini orang lain, cuaca, atau bahkan nasib. Padahal, semakin seseorang terobsesi dengan hal-hal eksternal ini, semakin besar kemungkinan mereka mengalami kecemasan dan ketidakpuasan.
Sebaliknya, kebahagiaan sejati datang dari kemampuan untuk menerima apa yang tidak bisa diubah dan fokus pada pengembangan diri. Dengan kata lain, alih-alih berusaha mengendalikan dunia luar, seseorang lebih baik mengelola pikiran, emosi, dan tindakan mereka sendiri. Inilah yang menjadi inti dari konsep Stoikisme yang diperkenalkan Sharon Lebell kepada masyarakat modern.
Merespons Dunia dengan Bijaksana
Dalam bukunya, Sharon Lebell juga menekankan pentingnya memiliki pola pikir yang bijaksana dalam menghadapi situasi sulit. Tidak sedikit orang yang merasa terjebak dalam ketidakbahagiaan karena mereka terlalu reaktif terhadap peristiwa di luar kendali mereka. Padahal, setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih bagaimana mereka merespons suatu kejadian.
Misalnya, ketika menghadapi kegagalan dalam pekerjaan atau hubungan, seseorang bisa memilih untuk merasa hancur dan menyerah, atau mereka bisa melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Dengan cara berpikir seperti ini, kebahagiaan tidak lagi bergantung pada kesuksesan atau kegagalan, melainkan pada bagaimana kita memandang dan menafsirkan pengalaman hidup kita.
Menyederhanakan Hidup untuk Mencapai Kebahagiaan Sejati
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini, banyak orang merasa bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang rumit dan sulit dicapai. Namun, Sharon Lebell justru menekankan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kesederhanaan. Dengan mengurangi ketergantungan pada hal-hal eksternal dan lebih fokus pada kedamaian batin, seseorang dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna.
Salah satu cara untuk menyederhanakan hidup adalah dengan mengurangi ekspektasi yang berlebihan terhadap dunia luar. Banyak orang merasa tidak bahagia karena mereka terus-menerus mengejar sesuatu yang lebih besar—lebih banyak uang, lebih banyak pengakuan, atau lebih banyak pencapaian. Namun, ketika mereka mencapai tujuan tersebut, sering kali mereka menyadari bahwa kebahagiaan yang mereka harapkan tidak benar-benar datang. Hal ini terjadi karena mereka mencari kebahagiaan di luar diri mereka, bukan di dalam.
Lebell mengajak kita untuk kembali pada nilai-nilai dasar kehidupan yang sering kali terlupakan. Rasa syukur, kehadiran penuh dalam setiap momen, dan kemampuan untuk menerima kehidupan sebagaimana adanya adalah beberapa hal yang bisa membawa kebahagiaan sejati.
Dampak Pemikiran Sharon Lebell bagi Masyarakat Modern
Pemikiran Sharon Lebell tentang kebahagiaan telah memengaruhi banyak orang di seluruh dunia, terutama mereka yang mencari makna lebih dalam dalam hidup mereka. Melalui buku dan ceramahnya, ia berhasil menjembatani ajaran filsafat kuno dengan realitas kehidupan modern, membuat konsep Stoikisme lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang sebelumnya merasa terjebak dalam siklus ketidakbahagiaan karena bergantung pada faktor eksternal mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya ada dalam diri mereka sendiri. Dengan mengadopsi perspektif yang lebih bijaksana dan menerima kehidupan sebagaimana adanya, mereka dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, bahagia, dan penuh makna.
Kebahagiaan Sejati Berasal dari Dalam
Sharon Lebell mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang dapat ditemukan di luar diri kita. Bukan dari uang, status, atau pencapaian, melainkan dari cara kita memandang dan merespons dunia. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Stoikisme yang telah ia sederhanakan, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih bermakna.
Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang sering kali membuat kita lupa akan esensi kebahagiaan, pemikiran Sharon Lebell menjadi pengingat yang berharga. Bahwa pada akhirnya, kebahagiaan sejati ada di dalam diri kita sendiri—dan semua tergantung pada bagaimana kita memilih untuk melihat dan menjalani hidup ini.